FARIEL RIZKY DERMAWANSAH, . (2023) THE (UN)TRANSLATABILITY IN NONSENSE LITERATURE: THE LIMIT OF TRANSLATING JOHN LENNON'S IN HIS OWN WRITE. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (229kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (363kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (203kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (665kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (206kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (220kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (505kB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini meneliti "batas" penerjemahan dalam sastra omong kosong yang berjudul In His Own Write oleh John Lennon. Jenis sastra tersebut digambarkan sebagai "ketegangan yang menyenangkan" antara akal sehat dan omong kosong yang menyeimbangkan antara aspek kemampuan dan ketidakmampuan dalam penerjemahan. Jean Jacques Lecercle menyatakan bahwa penerjemahan terhadap sastra omong kosong diperlukan karena kemungkinan kecil penerjemahan dapat dilakukan apabila masih ada sedikit masuk akal. Oleh karena itu, penelitian ini mencoba menerjemahkan cerita pendek yang dipilih dalam buku In His Own Write. Metode terjemahan beranotasi diterapkan pada penelitian ini, dengan strategi Delabastita dalam menerjemahkan permainan kata dan strategi Baker dalam menerjemahkan idiom menjadi pendekatan secara keseluruhan. Secara spesifik, prosedur penerjemahan Peter Newmark dan juga prosedurnya mengenai kata-kata yang "tidak dapat ditemukan" akan diterapkan sebagai teknik lebih lanjut untuk menerjemahkan aspek-aspek omong kosong dalam bentuk permainan kata. Proses penerjemahan menunjukkan bagaimana permainan kata, yang merupakan aspek utama dari sastra omong kosong ini, umumnya berjenis polisemi, dengan strategi penerjemahan permaian kata menjadi non permainan kata paling sering digunakan. Secara spesifik, prosedur "modulasi" umumnya dipilih, yang berarti bahwa penerjemah berusaha membuat terjemahan yang komunikatif dengan mengubah unsur orisinil dari teks dan menghilangkan unsur permainan kata ketika diterjemahkan ke bahasa sasaran. Dengan demikian, penerjemah menghilangkan keaslian permainan kata dari teks sumber. Sebagai "orang asing yang tidak tahu apa-apa", penerjemah menemukan bahwa "batas" yang ditemui adalah perbedaan sosial dan budaya antara bahasa sumber dan bahasa sasaran, yang mengakibatkan penerjemah kehilangan referensi budaya di balik permainan kata yang ditulis oleh penulis. Namun, meskipun terjemahan tersebut masih bisa dianggap kurang sempurna, Lecercle menyatakan bahwa terjemahan tersebut masih bisa diakui sebagai terjemahan yang paling lengkap, karena sifat omong kosong itu sendiri adalah kontradiktif. ***** This study investigates the "limit" of translation within a nonsense literature titled In His Own Write by John Lennon. This kind of literature is described as a "playful tension" between sense and nonsense, balancing between the aspect of translatability and untranslatability. Jean Jacques Lecercle stated how translation towards nonsense literature is necessary as a small possibility of translation is possible if there is still a small possibility of sense. As such, the research attempted to translate the selected short stories within the book In His Own Write. An annotated translation method was being applied in this research, with Delabastita's strategies in translating wordplay and Baker's strategies in translating idiom being the overall approaches. In particular, Peter Newmark's procedures of translation as well as procedures regarding "unfindable" words will be applied as a further techniques to translate the nonsensical aspects in the form of wordplay. The translation process showed how the wordplay, which being the main aspect of this literary nonsense, were commonly being the polysemy type, with the strategy of translating wordplay to non-wordplay being frequently used. Specifically, the procedure of "modulation" is commonly chosen, which means that the translator attempted to make a communicative translation by altering the original passages and abandoning the wordplay when being translated to the target language. As such, the translator removed the originality of the wordplay from the source text. As a "benighted foreigner", the translator found that the "limit" was observed within the sociocultural distinction between the source and the target language, which resulted in the translator inevitably missing the cultural references behind the wordplay written by the author. However, while the translation could still be considered as flawed, Lecercle stated how it could be still recognised as the most complete translation, as the nature of nonsense itself is contradictory.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Rahayu Purbasari, M.Hum. ; 2). Ati Sumiati, M.Hum. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Inggris |
Depositing User: | Users 18373 not found. |
Date Deposited: | 14 Sep 2023 00:57 |
Last Modified: | 14 Sep 2023 00:57 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/42241 |
Actions (login required)
View Item |