EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 TANGERANG SELATAN DENGAN MODEL KIRKPATRICK

RENI SETIATI, . (2024) EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENGGERAK ANGKATAN 4 TANGERANG SELATAN DENGAN MODEL KIRKPATRICK. Magister thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (2MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (148kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (428kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (312kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (734kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (82kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (149kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK Program Pendidikan Guru Penggerak (PPGP) merupakan kegiatan pengembangan profesi melalui pendidikan dan pelatihan serta pendampingan yang berfokus pada kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Menurut peneliti, program ini baik, namun ternyata masih ada keragu- raguan dari pihak lain akan program ini. Untuk itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian dengan mengevaluasi pelaksanaan PPGP pada Angkatan 4 Tangerang Selatan dengan menggunakan model Kirkpatrick, dengan sub fokus pada 2 level, yakni level 3 terkait perilaku dan level 4 terkait dampak dari guru penggerak pasca mengikuti pendidikan. Dengan diketahuinya hasil evaluasi PPGP Angkatan 4 Tangerang Selatan pada level 3 dan level 4 dimaksud, maka dapat berguna sebagai bahan refleksi bagi Kemendikbudristek, sejauh mana PPGP ini dapat bermanfaat dan berdampak bagi kemajuan pendidikan Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan naratif. Data yang digunakan oleh peneliti terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data atau informasi yang diperoleh langsung dari responden, yakni guru penggerak itu sendiri, atasan, rekan sejawat, dan murid dari guru penggerak. Data sekunder dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan informasi dari sumber yang telah ada sebelumnya seperti dokumen-dokumen penting, situs web, buku, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan topik penelitian. Metode pengumpulan datanya yakni observasi, kuesioner, wawancara, dan studi dokumen. Dalam menguji validitas data, peneliti akan mentriangulasi sumber data informasi yang berbeda dengan memeriksa bukti-bukti yang berasal dari sumber tersebut dan menggunakannya untuk membangun justifikasi tema-tema secara koheren dan selanjutnya akan dianalisa. Hasil penelitian menunjukkan perubahan perilaku yang positif dari para guru penggerak pasca mengikuti PPGP jelas terasa dampaknya terhadap peningkatan kualitas pembelajaran di kelas dan juga tumbuhnya budaya belajar bagi guru di dalam ekosistem sekolahnya. Meskipun terdapat beberapa sekolah yang pertumbuhan budaya belajar bagi gurunya belum optimal, namun masih menuju ke arah yang lebih baik. Setiap tantangan dan hambatan akan selalu ada di dalam upaya transformasi. Oleh karenanya, langkah Kemendikbudristek yang akan menjadikan Guru Penggerak sebagai pemimpin satuan pendidikan adalah sangat tepat. Hal ini untuk memperkuat kekuatan penggerak perubahan dan sekaligus memperkecil resistensi atau penolakan terhadap perubahan. Berdasarkan hal tersebut, maka program dengan pendekatan bottom-up seperti PPGP sudah seharusnya diteruskan eksistensinya siapapun pemimpin pemerintahannya, karena program ini terbukti efektif mencetak agen pembaharu dalam mewujudkan transformasi pendidikan khususnya di lingkungan terkecilnya yaitu di sekolah. Pemerintah Pusat dalam hal ini Kemendikbudristek perlu mendorong agar setiap Pemerintah Daerah segera melantik para guru penggerak di daerahnya menjadi kepala sekolah sesuai dengan amanat peraturan. Hal ini semata-mata agar dapat memimpin proses transformasi sekolah lebih komprehensif termasuk juga menghilangkan daya penahan perubahan yang ada di sekolah. ********* ABSTRACK The Teacher Empowerment Program (PPGP) is a professional development initiative through education, training, and mentoring that focuses on instructional leadership to promote holistic growth and active, proactive participation of students. The program aims to actively develop educators to implement student-centered learning, serve as examples, and act as transformation agents in the education ecosystem to realize the Pancasila learner profile. While researchers view the program positively, there are lingering doubts from others. Therefore, the researcher intends to evaluate the implementation of PPGP in South Tangerang's 4th Batch using the Kirkpatrick model, focusing on levels 3 (behavior) and 4 (impact) post-education. Understanding the results of this evaluation at levels 3 and 4 can serve as reflective material for the Ministry of Education and Culture, indicating the program's usefulness and impact on the progress of Indonesian education. This qualitative research employs a narrative approach, utilizing both primary and secondary data. Primary data is obtained directly from respondents, including teacher participants, superiors, colleagues, and students. Secondary data consists of pre- existing information from documents, websites, books, and other sources related to the research topic. Data collection methods include observation, questionnaires, interviews, and document studies. To ensure data validity, the researcher triangulates different data sources, examines evidence, and uses them to build coherent justifications for themes, which are then analyzed. The research results show positive behavioral changes in teacher mover after completing PPGP, notably impacting the improvement of classroom learning quality and the cultivation of a learning culture among teachers within the school ecosystem. Although some schools have not fully optimized the growth of a learning culture among their teachers, they are moving in the right direction. Challenges and obstacles are inherent in transformation efforts, reinforcing the appropriateness of the Ministry of Education and Culture's decision to appoint Teacher Empowerment Program participants as school leaders. This move strengthens the force for change and minimizes resistance to or rejection of change. Based on these findings, bottom-up approaches like PPGP should continue to exist, regardless of the government's leadership. The program has proven effective in producing agents of change in transforming education, especially at the school level. The presence, role, and activities of teacher mover as transformation agents are crucial in change strategies, particularly to strengthen driving forces and weaken or eliminate resistance to change. The central government, represented by the Ministry of Education and Culture, should encourage every local government to promptly appoint teacher mover as school principals, as mandated by regulations. This step is essential to lead the school transformation process towards a more comprehensive improvement in education quality, including removing resistance to change within schools.

Item Type: Thesis (Magister)
Additional Information: 1). Prof.Dr. Rugaiyah, M.Pd. ; 2). Prof.Dr. Suryadi
Subjects: Manajemen > Pendidikan, Riset Penelitian Bisnis
Divisions: FIP > S2 Manajemen Pendidikan
Depositing User: Users 21282 not found.
Date Deposited: 05 Feb 2024 23:36
Last Modified: 05 Feb 2024 23:39
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/43425

Actions (login required)

View Item View Item