PENGGUNAAN DISFEMIA PADA KOLOM KOMENTAR BERITA POLITIK AKUN INSTAGRAM @KOMPAS.COM

WIDI YULIANTO, . (2024) PENGGUNAAN DISFEMIA PADA KOLOM KOMENTAR BERITA POLITIK AKUN INSTAGRAM @KOMPAS.COM. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (826kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (212kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (640kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (148kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (147kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (945kB) | Request a copy

Abstract

*****ABSTRAK***** Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui penggunaan disfemia pada kolom komentar berita politik akun Instagram @Kompas.com. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Rentang waktu yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah April-Desember 2023. Penelitian ini menggunakan data yang didapat melalui 100 komentar warganet dari 36 unggahan berita politik yang mengandung disfemia pada kolom komentar. Analisis dalam penelitian ini hanya berfokus pada bentuk kebahasaan dan nilai rasa yang terkandung dalam penggunaan disfemia oleh warganet. Bentuk kebahasaan disfemia yang ditemukan adalah kata, frasa, dan klausa. Nilai rasa yang ditemukan dalam disfemia terbagi menjadi dua, yaitu nilai rasa emotif dan nilai rasa ketabuan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa warganet yang ada di akun Instagram @Kompas.com cenderung menggunakan disfemia untuk menguatkan makna saat berpendapat dan berargumentasi. Hal tersebut didapat dari hasil analisis yang menunjukkan 48% disfemia bernilai rasa emotif menguatkan. Adapun, rincian persentase penggunaan disfemia oleh warganet pada berita politik di akun Instagram @Kompas.com adalah 19% menggunakan disfemia bernilai rasa menjijikan, 17% menggunakan disfemia bernilai rasa mengerikan, 11% menggunakan disfemia bernilai rasa menyeramkan, dan 5% menggunakan disfemia bernilai rasa menakutkan. Selain itu, dapat ditarik kesimpulan bahwa warganet tidak menggunakan disfemia untuk menyebutkan organ fisik yang mengarah ke seksual. Hal itu didapatkan dari hasil analisis disfemia bernilai rasa ketabuan yang cenderung ke merendahkan kekurangan fisik atau mental dari seseorang. *******ABSTRACT****** This research was conducted with the aim of finding out the use of dysfemia in the political news comment column on the Instagram account @Kompas.com. The method used in this research is descriptive qualitative. The time period used in conducting this research was April-December 2023. This research used data obtained from 100 netizen comments from 36 political news uploads containing dysphemia in the comments column. The analysis in this research only focuses on the linguistic forms and taste values contained in the use of dysfemia by netizens. The linguistic forms of dysphemia found are words, phrases and clauses. The taste values found in dysphemia are divided into two, namely emotive taste values and taboo taste values. Based on the research that has been conducted, it can be concluded that netizens on the @Kompas.com Instagram account tend to use dysphemia to strengthen meaning when expressing opinions and arguments. This was obtained from the results of the analysis which showed that 48% of dysphemia had a strengthening emotive feeling. Meanwhile, the breakdown of the percentage of netizens using dysphemia in political news on the @Kompas.com Instagram account is 19% using dysfemia meaning disgusting, 17% using dysphemia meaning scary, 11% using dysphemia meaning scary, and 5% using dysphemia meaning feeling scary. Apart from that, it can be concluded that netizens do not use dysphemia to refer to physical organs that are sexually suggestive. This was obtained from the results of the analysis of dysphemia, which means a sense of taboo that tends to denigrate a person’s physical or mental deficiencies.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Dr. Miftahulkhairah Anwar, M. Hum 2) Drs. Krisanjaya, M.Hum
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Sastra Indonesia
Depositing User: Users 21362 not found.
Date Deposited: 04 Mar 2024 01:12
Last Modified: 04 Mar 2024 01:12
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/45130

Actions (login required)

View Item View Item