KAWIH DALAM PROSESI SANGGOLEWANG TRADISI BABARIT DI DUSUN SURIAN DESA JAMBERAMA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK

JUJU JUNENGSIH, . (2024) KAWIH DALAM PROSESI SANGGOLEWANG TRADISI BABARIT DI DUSUN SURIAN DESA JAMBERAMA: KAJIAN ANTROPOLINGUISTIK. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (391kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (393kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (352kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (931kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (242kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (378kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

******ABSTRAK** Juju Junengsih. 2023. Kawih dalam Prosesi Sanggolewang Tradisi Babarit di Dusun Surian Desa Jamberama: Kajian Antropolinguistik. Skripsi. Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk memahami bentuk dan makna kawih, fungsi kawih, serta artefak yang terdapat dalam kawih pada prosesi Sanggolewang tradisi Babarit di Dusun Surian Desa Jamberama. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan antropolinguistik dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dan beberapa alat bantu serta tabel analisis. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan memilih catatan-catatan hasil observasi yang dianggap penting, mendengarkan rekaman wawancara dan mentranskripsikan dari bentuk audio ke teks, menerjemahkan teks bahasa daerah (Sunda) ke dalam bahasa Indonesia, melakukan analisis terhadap kawih-kawih, membuat pembahasan, dan membuat kesimpulan. Hasil penelitian terhadap analisis 5 kawih dalam prosesi Sanggolewang tradisi Babarit, terdapat 132 bentuk bahasa, yaitu berupa kata sebanyak 6 data, frasa sebanyak 64 data, klausa sebanyak 31 data, dan kalimat sebanyak 31 data, dengan yang termasuk ke dalam makna konseptual sebanyak 104 data dan yang termasuk makna asoiasi/kultural sebanyak 28 data. Adapun fungsi dari kawih-kawih tersebut adalah sebagai doa, pujian terhadap Tuhan, falsafah hidup, pujian terhadap keindahan alam, gambaran tokoh sejarah, dan gambaran asmara antara laki-laki dan perempuan. Sementara artefak yang digunakan saat prosesi Sanggolewang berlangsung terdiri dari pakaian Pangsi, seperangkat gamelan Sunda yang terdiri atas kendang, gong, rebab, saron 1, saron 2, demung, bonang, dan gambang. Kemudian terdapat artefak lanjutan berupa kain karembong dan baki/nampan. Kata Kunci: Kawih, bentuk bahasa, makna, fungsi, Sanggolewang *****ABSTRACT******* Juju Junengsih. 2023. Kawih in the Babarit Tradition Sanggolewang Procession in Surian Village, Jamberama: Anthropolinguistic Study. Thesis. Indonesian Literature, Language and Arts Study Program, Jakarta State University. This research aims to understand the form and meaning of the kawih, the function of the kawih, as well as the artifacts contained in the kawih in the Sanggolewang procession of the Babarit tradition in Surian Hamlet, Jamberama Village. The research method used by researchers is a qualitative descriptive method with an anthropolinguistic approach with data collection techniques in the form of observation, interviews and documentation. The instruments used in this research were the researchers themselves and several tools and analysis tables. Data analysis techniques in this research were carried out by selecting observation notes that were considered important, listening to interview recordings and transcribing them from audio to text, translating regional language texts (Sundanese) into Indonesian, analyzing the kawihs, making discussions. , and draw conclusions. The results of research on the analysis of 5 kawih in the Sanggolewang procession of the Babarit tradition, there are 132 forms of language, namely in the form of 6 words, 64 phrases, 31 clauses, and 31 sentences, with 104 data included in the conceptual meaning. and which includes association/cultural meaning as many as 28 data. The function of the kawih-kawih is as prayer, praise of God, philosophy of life, praise of natural beauty, depiction of historical figures, and depiction of romance between a man and a woman. Meanwhile, the artifacts used during the Sanggolewang procession consist of Pangsi clothing, a set of Sundanese gamelan consisting of drums, gongs, rebab, saron 1, saron 2, demung, bonang and gambang. Then there are further artifacts in the form of karembong cloth and trays. Keywords: Kawih, language form, meaning, function, Sanggolewang

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Sigit Widiatmoko, M.Hum. ; 2) Drs. Krisanjaya, M.Hum.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Linguistik
Bahasa dan Kesusastraan > Semiotik dan Semantik
Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Sastra Indonesia
Depositing User: Users 21220 not found.
Date Deposited: 29 Feb 2024 02:53
Last Modified: 29 Feb 2024 02:53
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/45148

Actions (login required)

View Item View Item