STRATEGI ADAPTASI ANGKUTAN KOTA REGULER DI TENGAH TRANSFORMASI MENJADI MIKROTRANS (STUDI KASUS: ANGKUTAN KOTA WILAYAH LENTENG AGUNG, JAKARTA SELATAN)

DHIYAUL AULIA, . (2024) STRATEGI ADAPTASI ANGKUTAN KOTA REGULER DI TENGAH TRANSFORMASI MENJADI MIKROTRANS (STUDI KASUS: ANGKUTAN KOTA WILAYAH LENTENG AGUNG, JAKARTA SELATAN). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (486kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (527kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (467kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (254kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (68kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (211kB)
[img] Text
LAMPIRAN DAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP.pdf
Restricted to Registered users only

Download (247kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini membahas mengenai strategi adaptasi yang dilakukan oleh pemilik angkutan kota reguler ditengah transformasi menjadi Mikrotrans. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk adaptasi pemilik angkutan kota reguler, dampak transformasi angkutan kota terhadap angkutan kota reguler, dan bentuk strategi yang dilakukan oleh pemilik angkutan kota reguler. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan di Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada bulan Juni 2023 hingga Juni 2024. Subjek dari penelitian ini adalah 4 orang pemilik angkutan kota, 1 orang sopir angkutan kota reguler, 1 pramudi Mikrotrans, Kepala Tata Usaha KWK Jakarta Selatan, SATGAS Jak44, Petugas Odometer Transjakarta, 1 orang penumpang angkutan kota reguler dan 1 orang penumpang Mikrotrans. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara serta dokumentasi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk strategi aktor dalam angkutan kota didasari oleh habitus mereka. Pemilik angkutan kota yang memiliki strategi beradaptasi sangat didukung oleh modal-modal yang mereka gunakan dalam arena angkutan kota. Selain itu, pemilik dan sopir yang tidak memilih beradaptasi karena kekurangan modal dan karena adanya faktor habitus mereka yang membuat mereka tidak memilih beradaptasi dengan Mikrotrans. Modal-modal yang dibutuhkan oleh pemilik angkutan kota berupa modal ekonomi, modal sosial, modal budaya, yang kemudian menjadi modal simbolik. Modal yang paling dibutuhkan untuk memenuhi strategi adaptasi adalah modal ekonomi berupa uang karena untuk beralih ke Mikrotrans dibutuhkan biaya yang cukup banyak. Modal sosial juga dapat membantu mempermudah dalam memenuhi strategi adaptasi. Pemilik angkutan kota yang dapat memanfaatkan modal-modal yang dimiliki dengan sebaik mungkin akan semakin mudah mendapatkan posisi yang dominan dalam arena angkutan kota. **** This study discusses the adaptation strategy carried out by regular city transportation owners in the midst of transformation into Microtrans. The purpose of this study is to describe the form of adaptation of regular city transportation owners, the impact of city transportation transformation on regular city transportation, and the form of strategies carried out by regular city transportation owners. This research uses a case study method with a qualitative approach. This research was conducted in Lenteng Agung, South Jakarta from June 2023 to June 2024. The subjects of this study were 4 city transportation owners, 1 regular city transportation driver, 1 Microtrans driver, Head of Administration of KWK South Jakarta, Jak44 Task Force, Transjakarta Odometer Officer, 1 regular city transportation passenger and 1 Microtrans passenger. Data collection was carried out by observation, interviews and documentation. Based on the results of the study, it shows that the form of actor strategies in city transportation is based on their habitus. City transportation owners who have an adaptable strategy are strongly supported by the capital they use in the city transportation arena. In addition, owners and drivers who do not choose to adapt due to lack of capital and because of their habitus factors that make them not choose to adapt to Mikrotrans. The capital needed by city transportation owners is in the form of economic capital, social capital, cultural capital, which then becomes symbolic capital. The capital most needed to fulfill the adaptation strategy is economic capital in the form of money because switching to Mikrotrans requires a lot of money. Social capital can also help make it easier to fulfill adaptation strategies. City transportation owners who can make the best use of their capital will find it easier to get a dominant position in the city transportation arena.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Ciek Julyati Hisyam, MM.,M.Si. ; 2). Prima Yustitia Nurul Islami, S.Kpm.,M.Si.
Subjects: Ilmu Sosial > Transportasi
Ilmu Sosial > Sosiologi
Ilmu Sosial > Kondisi Sosial,Masalah Sosial,Reformasi Sosial
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sosiologi
Depositing User: Users 23432 not found.
Date Deposited: 26 Jul 2024 00:58
Last Modified: 26 Jul 2024 00:58
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/46510

Actions (login required)

View Item View Item