PENGARUH FERMENTASI LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN Pichia kudriavzevii UNJCC Y-137 PADA PROSES PEMBENTUKAN KASGOT BSF SEBAGAI AGEN ANTAGONIS Fusarium solani

RILA NAZILA HERLAMBANG, . (2025) PENGARUH FERMENTASI LIMBAH KELAPA SAWIT DENGAN Pichia kudriavzevii UNJCC Y-137 PADA PROSES PEMBENTUKAN KASGOT BSF SEBAGAI AGEN ANTAGONIS Fusarium solani. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text BAB I.pdf Download (51kB)
	Text BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (247kB) | Request a copy
	Text BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (363kB) | Request a copy
	Text BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (785kB) | Request a copy
	Text BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (105kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (314kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Black Soldier Fly (BSF) merupakan serangga yang fase larvanya dapat menguraikan limbah organik menjadi frass atau biasa disebut kasgot (bekas maggot), termasuk limbah kelapa sawit. Limbah Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) memerlukan proses fermentasi yang dibantu dengan khamir Pichia kudriavzevii supaya lebih mudah dicerna oleh maggot BSF. Kasgot merupakan sisa (residu) dari proses metabolisme maggot, yang terdiri dari sisa pakan yang tidak terurai, eksoskeleton maggot dari proses molting, dan juga sisa kotoran (feses) maggot. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fermentasi limbah TKKS dengan variasi konsentrasi khamir P. kudriavzevii sebanyak 20%, 30%, dan 40% terhadap bobot basah dan kering maggot serta bobot basah dan kering kasgot. Untuk mengetahui daya hambat kasgot terhadap kapang F. solani, dan untuk mengetahui keanekaragaman fungi pada kasgot dengan pendekatan Next Generation Sequencing. Fermentasi TKKS dengan khamir P. kudriavzevii 40% menghasilkan bobot basah dan kering maggot yang berbeda nyata yaitu sebesar 267,67 g dan 153,33 g. Bobot basah dan kering kasgot dengan khamir P. kudriavzevii 40% juga menghasilkan perbedaan yang signifikan, sebesar 1508,67 g dan 667,33 g. Semakin tinggi bobot maggot, maka semakin sedikit bobot kasgot yang dihasilkan, karena pakan yang diberikan lebih banyak yang terserap menjadi nutrisi oleh maggot. Daya hambat kasgot dengan uji antagonis menunjukkan adanya penghambatan terhadap pertumbuhan kapang F. solani, sebesar 11,67%-15,83%. Mekanisme penghambatan kasgot karena adanya kitin dari maggot yang memiliki sifat antimikroba. Kasgot perlakuan P1 (kontrol) terdiri dari fungi dari filum Ascomycota (85,63%), Basidiomycota (12,92%), dan Mucoromycota (1,45%). Sementara kasgot perlakuan P4 (P. kudriavzevii 40%) terdiri dari fungi dari filum Ascomycota (89,45%), Basidiomycota (9,64%), Mucoromycota (1,45%), dan Mortierellomycota (0,43%). Kata Kunci: Maggot, Kelapa Sawit, Kasgot, P. kudriavzevii, F. solani ***** Black Soldier Fly (BSF) is an insect which larval phase can break down organic waste into frass, including palm oil waste. Palm Empty Fruit Bunches (PEFB) waste requires fermentation process assisted by the yeast Pichia kudriavzevii so that it could be more easily digested by BSF maggots. Frass is the residue of the maggot metabolic process, which consists of undecomposed food waste, the maggot exoskeleton from the molting process, and the remains of maggot feces. This research aimed to determine the effect of PEFB waste fermentation with variations in the concentration of the yeast P. kudriavzevii of 20%, 30% and 40% on the fresh and dry weight of maggots as well as the fresh and dry weight of frass. To determine the inhibition power of frass against the pathogenic fungus F. solani, and to determine the diversity of fungi in frass using the Next Generation Sequencing (NGS) approach. Fermentation of PEFB with 40% P. kudriavzevii produced significantly different fresh and dry weights of maggot, 267.67 g and 153.33 g. The fresh and dry weights of frass with 40% P. kudriavzevii produced significant differences, as much as 1508.67 g and 667.33 g. Respectively, the higher the maggot weight, the less frass weight is produced, because more of the feed given is usedas nutrients by the maggots. The inhibition power of frass using the antagonist test showed inhibition of the growth of F. solani, ranges from 11.67% to 15.83%. The mechanism of frass inhibition might be caused by the presence of chitin from maggot which might have antimicrobial properties. Frass treatment P1 (control) consisted of fungi from the phyla Ascomycota (85.63%), Basidiomycota (12.92%), and Mucoromycota (1.45%). Meanwhile, frass treatment P4 (P. kudriavzevii 40%) consisted of fungi from the phylum Ascomycota (89.45%), Basidiomycota (9.64%), Mucoromycota (1.45%), and Mortierellomycota (0.43%). Keywords: Maggot, Palm Oil, Kasgot, P. kudriavzevii, F. solani

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Dr. Dalia Sukmawati, M.Si 2). Vina Rizkawati, S.Si., M.Sc
Subjects:	Sains > Mikro Biologi
Divisions:	FMIPA > S1 Biologi
Depositing User:	Users 27068 not found.
Date Deposited:	03 Mar 2025 02:30
Last Modified:	03 Mar 2025 02:30
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/53981

Actions (login required)

View Item