ROFINUS NETO WULI, . (2019) MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS SERVANT LEADERSHIP PADA ORDINARIATUS CASTRENSIS INDONESIA. Doktor thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
This is the latest version of this item.
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (594kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (953kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (346kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Registered users only Download (476kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan menemukan pemaknaan mendalam manajemen konflik berbasis kepemimpinan pelayan di Ordinariatus Castrensis Indonesia. Penelitian bertema “Manajemen Konflik Berbasis Servant Leadership pada Ordinariatus Castrensis Indonesia” ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan ethnography yang dihimpun berdasarkan observasi, wawancara, dan Focus Group Discussion dengan para prajurit, perwira, purnawirawan, dan Pegawai Negeri Sipil di lingkungan TNI/Polri beragama Katolik yang merupakan warga Ordinariatus Castrensis Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Dalam perspektif warga Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), konflik adalah sebuah keniscayaan di dalam kehidupan manusia. Ditemukan beberapa klasifikasi konflik, yaitu konflik : a).karena perbedaan pendapat, pandangan dan keyakinan; b). berkaitan dengan profesi dan tugas prajurit di lapangan; c). karena perbedaan minoritas dan mayoritas; d). karena ujaran kebencian; dan e) dalam rumah tangga. Ketika konflik bereskalasi kekerasan, maka konflik harus dikelola secara bijak melalui manajemen konflik. 2) Spirit pelayanan yang dihayati warga OCI bersumber pada nilai universal Kristiani seperti kasih, pelayanan, kelembutan, kebenaran, keadilan, damai sejahtera, harmoni, belarasa, dan solidaritas. Nilai-nilai ini secara efektif dapat ditransformasi anggota OCI dalam kehidupan bersama. 3) Penerapan manajemen konflik di OCI merujuk pada ajaran Katolik yang menempatkan hukum cinta kasih, persaudaraan dan pengampunan sebagai yang utama. 4) Manajemen Konflik berbasis kepemimpinan pelayan sangat efektif dalam meresolusi konflik karena digerakan oleh spirit Iman yang berkualifikasi melayani dalam damai. 5) Kepemimpinan yang ideal dalam menyelesaikan konflik adalah kepemimpinan pelayan melalui pendekatan kemanusiaan yang diyakini dapat menghasilkan rekonsiliasi dan damai yang berkelanjutan. Kebaruan penelitian ini terletak pada kepemimpinan pelayan dapat menjadi basis yang kuat dalam mengelimininasi konflik, serta memiliki elemen utama sangat penting dan strategis dalam manajemen konflik yang bermuara pada rekonsiliasi damai. Melalui ”Dinamika Manajemen Konflik Berbasis Servant Leadership”, peneliti menemukan empat tahapan me-manage konflik . Pertama, mengusahakan adanya nilai saling percaya , pengampunan, empati, dan kerendahan hati dari pihak yang berkonflik (termasuk organisasi yang sudah berbudaya damai). Kedua, pihak yang berkonflik (juga komunitas berbudaya damai) memastikan pengampunan, saling percaya, empati dan rendah hati dilakukan secara serentak, bekerja sama, dibiasakan, dan dipraktikkan dalam hidup sehari-hari. Ketiga, pihak yang berkonflik menjalankan kepemimpinan yang melayani sebagai pengikat empat elemen tersebut. Keteladanan kepemimpinan pelayan dengan pendekatan kemanusiaan dapat menggerakkan pihak yang berkonflik (inspirasi dan teladan) untuk memiliki empat keutamaan tersebut. Keempat, melakukan manajemen konflik berbasis kepemimpinan pelayan. Empat elemen utama Servant Leadership berkekuatan positif akhirnya menjadi satu kesatuan utuh yang mewujudkan rekonsiliasi dan damai berkelanjutan sebagai muara dari manajemen konflik. Kata kunci: Konflik, Manajemen Konflik, Rekonsiliasi dan Damai, Kepemimpinan Pelayan. This main objective of this study was to find in-depth meanings of conflict management based on servant leadership at the Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI). The theme of this research is "Conflict Management Based on Servant Leadership in Ordinariatus Castrensis Indonesia". This research used a qualitative method with an ethnography approach compiled based on observations, interviews, and Focus Group Discussions. The main participants for this study are soldiers, officers, retired officers, and Civil Servants in the Catholic TNI/Polri environment who are members of Ordinariatus Castrensis Indonesia. The results showed: 1) In the perspective of the citizens of Ordinariatus Castrensis Indonesia (OCI), conflict is a necessity in human life. There are several classifications on conflict, namely: a) Conflicts due to differences of opinion, views, and beliefs; b) Conflicts relating to the profession and duties of soldiers in the field; c) Conflicts because of differences in minorities and majorities; d) Conflicts because of the utterance of hatred; and e) Conflicts in the household. When conflicts escalate violence, conflicts must be managed wisely through conflict management. 2) The spirit of service lived by OCI residents is based on universal Christian values such as love, service, gentleness, truth, justice, peace, harmony, compassion, and solidarity. These values can be effectively transformed by OCI members in life together. 3) The application of conflict management in OCI refers to Catholic teaching, which places the law of love, brotherhood, and forgiveness first. 4) Conflict management based on servant leadership is very effective in revolutionizing conflict because it is driven by a spirit of faith that is qualified to serve in peace. 5) The ideal leadership in resolving conflicts is servant leadership through a humanitarian approach that is believed to produce sustainable reconciliation and peace. The novelty of this research lies in servant leadership can be a strong basis in eliminating conflict. Servant leadership also has a critical and strategic main element in conflict management that leads to peaceful reconciliation. Through "The Dynamics of Conflict Management Based on Servant Leadership," researchers found four stages of managing conflict. First, to seek the value of mutual trust, forgiveness, empathy, and humility of the conflicting parties (including organizations that are already civilized). Second, the opposing parties (as well as the peaceful, civilized community) ensure that forgiveness, mutual trust, empathy, and humility are carried out simultaneously, working together, accustomed to, and practiced in daily life. Third, the conflicting parties exercise leadership, which serves as a binder to these four elements. Exemplary servant leadership with a humanitarian approach can move the contradictory parties (inspiration and role models) to have these four virtues. Fourth, conduct conflict management based on servant leadership. The four main elements of positive strength Servant Leadership finally become a unified whole that embodies sustainable reconciliation and peace as an estuary of conflict management. Keywords: Conflict, Conflict Management, Peace and Reconsiliation, Servant Leadership.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Additional Information: | 1.) Prof.Dr. Muchlis R Luddin, MA 2.) Prof.Dr. Thomas Suyatno, MM |
Subjects: | Manajemen > Manajemen Sumber Daya Manusia |
Divisions: | PASCASARJANA > S3 Ilmu Manajemen |
Depositing User: | Users 2435 not found. |
Date Deposited: | 21 Apr 2020 13:42 |
Last Modified: | 21 Apr 2020 13:42 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/6866 |
Available Versions of this Item
- MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS SERVANT LEADERSHIP PADA ORDINARIATUS CASTRENSIS INDONESIA. (deposited 21 Apr 2020 13:42) [Currently Displayed]
Actions (login required)
View Item |