FATMAWATI, . (2020) PRINSIP KERJA SAMA DALAM PERISTIWA TUTUR MASYARAKAT RIAU (Penelitian Grounded Theory di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Islam Riau). Doktor thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (3MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Restricted to Registered users only Download (577kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (618kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (471kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (302kB) | Request a copy |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (10MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh rumusan teori substantif tentang realisasi prinsip kerja sama berdasarkan latar belakang budaya mayarakat Riau. Desain penelitian ini adalah kualitatif dengan metode grounded theory. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui rekaman percakapan dan wawancara semistruktur kepada informan yang berasal dari sejumlah daerah di Riau yakni: Pekanbaru, Rokan Hulu, Kampar, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Selat Panjang, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, Bengkalis, Teluk Kuantan, Kuansing, Kepulauan Riau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan penerapan prinsip kerja sama berdasarkan teori Grice dengan realisasi prinsip kerja dalam peristiwa tutur masyarakat Riau. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa tuturan kooperatif berdasarkan budaya masyarakat Riau adalah tuturan yang disampaikan dengan sikap yang santun, kontennya dipahami oleh semua peserta tutur, serta didukung oleh konteks yang relevan. Terdapat tiga elemen penting yang memengaruhi kekooperatifan tuturan masyarakat Riau, yakni sikap, konten, dan konteks. Ketiga elemen tersebut bersinergi dalam dalam mewujudkan tuturan yang kooperatif. Berdasarkan maksim kuantitas, tuturan yang kooperatif adalah tuturan yang memberikan informasi lebih dari yang diminta mitra tutur. Dalam budaya masyarakat Riau, memberikan informasi tambahan dalam percakapan merupakan wujud dari kesantunan berbahasa. Berdasarkan maksim kualitas, tuturan yang kooperatif adalah tuturan yang disampaikan sesuai dengan fakta. Namun, untuk konteks yang disepakati secara budaya, masyarakat Riau juga menggunakan tuturan yang tidak sebenarnya yang bermakna sindiran dan kiasan. Berdasarkan maksim relevansi, terdapat dua submaksim yakni relevan secara tuturan dan relevan secara konteks. Berdasarkan maksim cara/pelaksanaan, tuturan yang kooperatif adalah tuturan yang disampaikan tuturan secara tidak langsung, panjang, dan untuk beberapa situasi gunakan tuturan yang ambigu. Penyampaian tuturan secara tidak langsung, panjang, dan ambigu ini bertujuan agar tuturan menjadi lebih santun. Kebaharuan penelitian ini adalah dirumuskannya teori substantif tentang prinsip kooperatif yang relevan dengan budaya masyarakat Riau. Kata Kunci: prinsip kerja sama, maksim kuantitas, maksim kualitas, maksim relevansi, maksim cara/pelaksanaan. This study aims to obtain a substantive theory formulation about the realization of the principle of cooperation based on the cultural background of the people of Riau. The design of this research is qualitative with the grounded theory method. The data in this study were obtained through recorded conversations and semistructured interviews to informant from some regions in Riau, namely: Pekanbaru, Rokan Hulu, Kampar, Rokan Hilir, Indragiri Hulu, Pelalawan, Selat Panjang, Dumai, Siak, Indragiri Hilir, Bengkalis, Teluk Kuantan, Kuansing, Kepulauan Riau. The results showed that there were differences in the application of the principle of cooperation based on Grice's theory and the realization of the principle of work in the Riau community's speech event. Based on the results of the study it was concluded that cooperative speech based on the culture of the Riau people was speech delivered in a polite manner, its content understood by all speech participants, and supported by relevant contexts. There are three important elements that affect the co-operative speech of Riau people, namely attitudes, content, and context. The three elements are synergized in realizing cooperative speech. Based on the maxim of quantity, cooperative speech is speech that gives more information than requested by the speech partner. In the culture of Riau people, providing additional information in conversation is a form of politeness in language. Based on the quality maxim, cooperative speech is a speech delivered following facts. However, for contexts that are culturally agreed upon, the people of Riau also use speech that is not meaningful of allusions and figures of speech. Based on the maxim of relevance, there are two sub-maxims namely speech relevant and context-relevant. Based on the maxim of manner, cooperative speech is speech that is delivered indirectly, long, and for some situations use ambiguous speech. Submission of indirect, long, and ambiguous speech is aimed at making the speech more polite. The novelty of this research is the formulation of substantive theories about cooperative principles that are relevant to the culture of Riau society. Keywords: the principle of cooperation, maxim of quantity, maxim of quality, maxim of relevance, maxim of manner.
Item Type: | Thesis (Doktor) |
---|---|
Additional Information: | Prof. Dr. Endry Boeriswati, M.Pd. ; Prof. Dr. Zuriyati, M.Pd. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Linguistik Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia |
Divisions: | PASCASARJANA > S3 Linguistik Terapan |
Depositing User: | Users 4213 not found. |
Date Deposited: | 26 Aug 2020 16:56 |
Last Modified: | 26 Aug 2020 16:56 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/8594 |
Actions (login required)
View Item |