ISTIYUANI PUTRANTO, . (2021) PERBEDAAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKTIVITAS PADI SAWAH DI KELURAHAN KEBALEN DAN DESA KEDUNGPENGAWAS KECAMATAN BABELAN KABUPATEN BEKASI. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (2MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (345kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (634kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (423kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (324kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (234kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan faktor-faktor fisik dan faktor-faktor non fisik yang mempengaruhi produktivitas padi sawah di Kelurahan Kebalen dan Desa Kedungpengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi. Penelitian ini dilakukan pada April 2020-Desember 2020. Populasi dalam penelitian ini adalah petani padi penyewa penggarap dan petani padi pemilik penggarap di kedua wilayah penelitian dengan sampel total berjumlah 28 orang petani. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan survey. Hasil penelitian perebedaan faktor – faktor fisik yang dilihat dari ketersediaan sumber air, iklim, tanah, topografi pada Kelurahan Kebalen dan Desa Kedungpengawas. Yaitu topografi kedua wilayah penelitian, dimana wilayah Desa Kedungpengawas lebih rendah sekitar 1-10 mdpl dibandingkan wilayah Kelurahan Kebalen sekitar 6-10 dan 11-15 mdpl, tetapi tidak terdapat perbedaan dalam pengelolaan lahan karena bentuk lahan pertaniannya datar. Kemudian kondisi pH tanah sawah di Desa Kedungpengawas lebih masam sekitar 4,1-4,2-5,1 dibandingkan pH tanah sawah di Kelurahan Kebalen yang agak asam sekitar 6-6,1-6,2. Selain itu para petani dikedua wilayah tidak menggunakan kapur pertanian untuk menetralkan kondisi pH tanah. Hasil penelitian perbedaan faktor – faktor non fisik yang dilihat dari luas lahan, produktivitas, jumlah benih, jumlah pupuk, jumlah pestisida, biaya produksi, penggunaan tenaga kerja, jumlah tenaga kerja, upah tenaga kerja, alat teknologi pertanian, varietas padi, pendidikan, serta pengalaman dan pengetahuan pada Kelurahan Kebalen dan Desa Kedungpengawas. Yaitu luas lahan pertanian padi di Desa Kedungpengawas lebih luas sebesar 0,6->3 ha/orang dibandingkan dengan Kelurahan Kebalen yaitu 0,6-2 ha/orang. Produktivitas di Kelurahan Kebalen lebih tinggi sebesar 7-8 ton/ha dibandingkan produktivitas di Desa Kedungpengawas yaitu 5-7 ton/ha. Penggunaan jumlah benih di Desa Kedungpengawas lebih tinggi yaitu rata-rata 25kg/ha dibandingkan jumlah benih di Kelurahan Kebalen yaitu rata-rata 20kg/ha. Intensitas penyemprotan pestisida di Kelurahan kebalen lebih sering yaitu 1 minggu sekali dibandingkan Desa Kedungpengawas 2 minggu sekali. Biaya produksi diluar sewa lebih besar di Desa Kedungpengawas sebesar Rp.7.000.000-Rp.8.000.000 karena lahan garapannya lebih luas dibandingkan di Kelurahan Kebalen sebesar Rp.6.000.000-Rp.7.000.000. Besar upah tenaga kerja buruh tani di Desa Kedungpengawas lebih tinggi yaitu sebesar Rp.120.000/orang sehari, dibandingkan di Kelurahan Kebalen yaitu sebesar Rp.100.000. Penggunaan varietas padi yang sedang digunakan di Kelurahan Kebalen mayoritas menggunakan varietas ciherang sedangkan di Kedungpengawas varietas inpari32 walaupun juga terdapat yang menggunakan ciherang dan mekongga. Pengalaman bertani pada petani di Desa Kedungpenagawas lebih lama 3 tahun dalam berprofesi sebagai petani dibandingkan petani di Kelurahan Kebalen. Pola tanam di Kelurahan Kebalen adalah polikultur yaitu padi-palawija-padi sedangkan di Desa Kedungpengawas monokultur yaitu padi-padi. Berdasarkan perbedaan faktor-faktor fisik dan non fisik diketahui bahwa kondisi pertanian padi pada wilayah Kelurahan Kebalen lebih baik dibandingkan dengan wilayah Desa Kedungpengawas dilihat dari hasil produktivitasnya. Kata Kunci : Faktor Fisik, Faktor Non Fisik, Produktivitas. ****** This study aims to analyze differences in physical and non-physical factors that affect the productivity of lowland rice in Kebalen and Kedungpengawas Village, Babelan District, Bekasi Regency. This research was conducted in April 2020-December 2020. The population in this study were tenant rice farmers and tenant rice farmers in the two study areas with a total sample of 28 farmers. This study uses a descriptive method with a survey approach. The results of the research on differences in physical factors seen from the availability of water sources, climate, soil, topography in the Kebalen and Kedungpengawas Village. Namely the topography of the two research areas, where the area of Kedungpengawas Village is around 1-10 meters above sea level, lower than the Kebalen area around 6-10 and 11-15 meters above sea level, but there is no difference in land management because the shape of the agricultural land is flat. Then the soil pH condition of the rice fields in Kedungpengawas Village was more acidic, around 4.1-4.2-5.1 compared to the pH of the paddy soil in Kelurahan Kebalen which was slightly acidic, around 6-6.1-6.2. In addition, farmers in both regions do not use agricultural lime to neutralize soil pH conditions. The results of the research are differences in non-physical factors seen from land area, productivity, number of seeds, amount of fertilizer, amount of pesticide, production cost, labor use, number of workers, labor wages, agricultural technology tools, rice varieties, education, and experience and knowledge in Kebalen and Kedungpengawas Village. Namely, the area of rice farming in Kedungpengawas Village was 0.6->3 ha/person wider than that of Kebalen Village, which was 0.6-2 ha/person. The productivity in Kelurahan Kebalen was 7-8 tonnes/ha higher than that in Kedungpengawas Village, which was 5-7 tonnes/ha. The use of the number of seeds in Kedungpengawas Village was higher, namely an average of 25 kg/ha compared to the number of seeds in Kebalen Village which was an average of 20 kg/ha. The intensity of pesticide spraying in Kebalen Village was more frequent, namely once a week compared to Kedungpengawas Village every 2 weeks. The production cost outside the lease is greater in Kedungpengawas Village, amounting to Rp.7.000.000-Rp.8.000.000 because the land under cultivation is wider than in Kelurahan Kebalen which is Rp.6.000.000-Rp.7.000.000. The amount of wages for farm laborers in Kedungpengawas Village was higher, namely IDR 120,000/person a day, compared to Kebalen Village which was IDR 100,000/person. The majority of rice varieties being used in Kebalen Village use the ciherang variety, while in Kedungpengawas Village the inpari variety32 although some also use ciherang and mekongga. Farming experience of farmers in Kedungpenagawas Village is 3 years longer as a farmer than farmers in Kebalen Village. The cropping pattern in Kelurahan Kebalen was polyculture, namely rice-secondary crops-paddy, while in Desa Kedungpengawas monoculture was rice. Based on differences physical and non-physical factors, it is known that the condition of rice farming in the Kebalen Village area is better than in the Kedungpengawas Village area seen from the productivity results. Keywords : Physical Factors, Non-Physical Factors, Productivity.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Drs. Warnadi, M.Si. ; 2). Dra. Asma Irma Setianingsih, M.Si. |
Subjects: | Geografi, Antropologi > Geografi Fisik Geografi, Antropologi > Ilmu Lingkungan |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Geografi |
Depositing User: | Users 9381 not found. |
Date Deposited: | 25 Feb 2021 10:36 |
Last Modified: | 25 Feb 2021 10:36 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/13207 |
Actions (login required)
View Item |