Anisa Ekayati, . (2016) TINDAK TUTUR IMPERATIF TAK LANGSUNG PADA RAMBU PERINGATAN DI RUANG PUBLIK. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
ABSTRAK inggris.pdf Restricted to Repository staff only Download (8kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Restricted to Repository staff only Download (76kB) |
|
Text
Skripsi Anisa Ekayati 1.pdf Download (3MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi penggunaan tindak tutur imperatif tak langsung yang ditinjau dari bentuk teks, fungsi ilokusi, serta konteks dan koteks yang melatarbelakanginya pada rambu peringatan di ruang publik. Fokus dan objek dalam penelitian ini adalah tindak tutur imperatif tak langsung pada rambu peringatan di ruang publik yang dapat berupa teks deklaratif, imperatif, dan interogatif yang diambil di sepanjang jalan di kawasan Jakarta Barat-Jakarta Timur yaitu di sekitar daerah Kebon Jeruk, Cililitan, Rawamangun, dan Ciledug Tangerang, serta melalui pengaksesan internet dari situs Instagram dan Blackberry Messenger dengan menggunakan teknik sampeling, yang dilakukan selama bulan April 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis isi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 130 tutur yang bila dilihat dari kategori bentuk teksnya terdiri dari 39 teks berbentuk deklaratif; 88 teks imperatif, dan 3 teks interogatif. Bila dilihat dari kategori fungsi ilokusinya terdapat 15 teks fungsi kompetetif; 9 teks fungsi konvival; 75 teks fungsi kolaboratif; dan 31 teks fungsi konfliktif. Bila dilihat dari bentuk teksnya tuturan yang memiliki bentuk teks imperatif paling banyak ada di ruang publik (67.7%), teks deklaratif 30%, teks interogatif 2,3%. Jumlah kemunculan terbanyak berdasarkan makna kandungan yang terdapat pada tuturan yaitu, tuturan imperatif perintah (33,.07%), ke 2 tuturan imperatif suruhan (24.61%), ke 3 tuturan imperatif larangan (20%), ke 4 tuturan imperatif literal (18.46%), ke 5 tuturan imperatif ajakan (16.92%), ke 6 tuturan imperatif permohonan (7.69%), ke 7 tuturan imperatif harapan (5.38%), tuturan imperatif anjuran (4.61%), tuturan imperatif permintaan dan desakan (3.84%), tuturan imperatif mengizinkan dan umpatan (2.30%), tuturan imperatif bujukan dan persilaan (0.76%), tuturan imperatif permintaan izin, ucapan selamat, dan “ngelulu” (0%). Penggunaan tuturan imperatif tak langsung di ruang publik sebagian besar menggunakan bahasa yang persifat persuasif bahkan ada yang terang-terangan menggunakan kata yang sifatnya mengkritik seperti sindiran dan cemoohan. Penggunaan bahasa persuasif dominan berada di tiap tutur imperatif tak langsung dikarenakan bahasa persuasif lebih mudah diingat oleh masyarakat yang menjadi lawan tutur.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Sintowati Rini Utami, M.Pd ; 2). Reni Nur Eriyani, M.Pd |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Indonesia |
Depositing User: | Users 29 not found. |
Date Deposited: | 15 Jan 2020 15:48 |
Last Modified: | 15 Jan 2020 15:48 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/2831 |
Actions (login required)
View Item |