HUBUNGAN DAN PEMIKIRAN PARA PERWIRA BATAK PADA MASA REVOLUSI HINGGA LIBERAL TAHUN 1945-1959

RAFIDA DWIKANETA, . (2022) HUBUNGAN DAN PEMIKIRAN PARA PERWIRA BATAK PADA MASA REVOLUSI HINGGA LIBERAL TAHUN 1945-1959. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text BAB 1.pdf Download (497kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (636kB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (862kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (470kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (566kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang pendidikan perwira Batak, dan mengetahui pandangan politik dan rivalitas perwira Batak tahun 1945-1959. Tahun 1945 dipilih sebagai periode awal karena pada tahun ini Angkatan Bersenjata Republik Indonesia baru terbentuk, yang berarti menjadi awal perjalanan dan hubungan para perwira Batak dalam militer Indonesia. Sementara tahun 1959 dipilih sebagai periode akhir karena pada tahun ini beberapa perwira Batak terlibat dalam pemberontakan PRRI yang ternyata gagal, sehingga beberapa perwira Batak dipecat dan tidak lagi berkecimpung di militer Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan pendekatan deskriptif-naratif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa para perwira Batak banyak terlibat konflik, terutama pada tahun 1950-an, yang disebut Ulf Sundhaussen sebagai Era Coba-Coba. Perwira Batak yang paling sering berkonflik adalah Nasution dan Lubis, dua perwira Batak yang ternyata saudara sepupu, tetapi sudah bertentangan sejak masa Yogyakarta (revolusi). Perwira Batak lainnya antara lain TB Simatupang, Maludin Simbolon, Djamin Gintings, dan Boyke Nainggolan. Konflik para perwira Batak ini meliputi berbagai peristiwa, antara lain ReRa Hatta, Agresi Militer II, Peristiwa 17 Oktober 1952, reorganisasi perwira ketika Nasution menjadi KSAD kedua kalinya, Peristiwa Lubis, hingga puncaknya pada pemberontakan PRRI. Penyebab konflik perwira Batak adalah bangsa Indonesia yang baru merdeka sehingga sering bertentangan dalam membangun Indonesia maupun membangun angkatan bersenjata dan perbedaan latar belakang pendidikan militer. Di samping itu, faktor utamanya adalah perwira Batak mengutamakan idealismenya untuk kepentingan pribadi maupun kepentingan nasional. Padahal, adat Batak dikenal erat kekeluargaannya yang terdapat dalam Sisia-sia Na Lima (Pengajaran Nan Lima). Bagaimanapun, perwira Batak banyak yang menjadi pemimpin dalam Angkatan Darat menunjukkan bahwa mereka memiliki etos kerja dan moral, sesuai dengan ajaran adatnya. ***** This study aims to find out about military education background Batak officers, and find out about political thought and conflict Batak officers. The year 1945 was chosen as the first period because at that year, the Armed Forces of the Republic of Indonesia just been formed, which symbolize the beginning of the journey and relations of Batak officers in the Indonesian military. Meanwhile 1959 was chosen as the final period because at that year several Batak officers were involved in the PRRI rebellion which turned out to be a failure, then it causes several Batak officers were dismissed and no longer become parts of Indonesian military. This research used historical method with descriptive-narrative approach. The study results showed that Batak officers were involved in many conflicts, especially in the 1950s, which is called as “the Trials Era” by Ulf Sundhaussen. The Batak officers who were most often being involved in a conflict were Nasution and Lubis, two Batak officers whom actually a pair of cousins, but had been in conflict since the Yogyakarta period (revolution). There are another Batak officers such as TB Simatupang, Maludin Simbolon, Djamin Gintings, and Boyke Nainggolan. The conflict between the Batak officers involved various incidents, like the ReRa’s Hatta, Second Military Aggression, the 17 October 1952 incident, the reorganization of officers when Nasution became the Army Chief of Staff for the second time, the Lubis Incident, and the peak is PRRI rebellion. Cause of conflict between Batak officers is Indonesia just be independent country so frequently conflit to build Indonesia nor build Indonesia’s army. Beside that, main factor of conflict is Batak officers prioritized their idealism to personal interest nor national interest. Even though, the Batak custom is well-known for its close kinship which also contained in Sisia-sia Na Lima (Teaching Nan Lima). However, many Batak officers which became the leaders in Army showed that they had a work ethic and morals, as same as teached by their custom.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1) Humaidi, S.Pd., M.Hum 2) Sri Martini, S.S., M.Hum
Subjects:	Sejarah Dunia > Sejarah (Umum) Sejarah Dunia > Sejarah (Umum) > Sejarah Pasca Perang 1945
Divisions:	FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User:	Users 14947 not found.
Date Deposited:	29 Aug 2022 05:56
Last Modified:	01 Sep 2022 01:36
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/33622

Actions (login required)

View Item