SISKA PUSPITA, . (2023) TINGKAT KERAWANAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA BEKASI. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (706kB) |
|
Text
BAB I.pdf Download (372kB) |
|
Text
BAB II.pdf Restricted to Registered users only Download (782kB) | Request a copy |
|
Text
BAB III.pdf Restricted to Registered users only Download (949kB) | Request a copy |
|
Text
BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy |
|
Text
BAB V.pdf Restricted to Registered users only Download (335kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (373kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
Abstract
Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit dengan jumlah kejadian yang tinggi di Kota Bekasi. Dilansir dari Profil Kesehatan Kota Bekasi tahun 2020, Kota Bekasi adalah salah satu wilayah endemis DBD di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kerawanan penyakit demam berdarah dengue pada masing-masing kecamatan di Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif serta teknik analisis data yang digunakan adalah skoring dan overlay. Tingkat kerawanan DBD di Kota Bekasi ditentukan menggunakan empat variabel diantaranya kepadatan penduduk, curah hujan, temperatur udara serta kelembaban udara. Setiap variabel diberi skor untuk menggambarkan keterkaitan variabel terhadap tingkat kerawanannya. Variabel yang paling mempengaruhi tingginya kasus DBD di Kota Bekasi adalah kepadatan penduduk serta curah hujan. Sebagai wilayah padat penduduk menyebabkan tingginya kejadian DBD di Kota Bekasi. Tingginya kejadian DBD di Kota Bekasi terjadi pada saat pergantian musim dari hujan menuju kemarau dikarenakan potensi terbentuknya genangan air semakin besar. Setelahnya dilakukan overlay untuk memperoleh tingkat kerawanan penyakit Demam Berdarah Dengue. Hasil dari penelitian ini menunjukkan jika terdapat 3 kategori tingkat kerawanan yaitu tidak rawan, rawan, dan sangat rawan. Secara umum, Kota Bekasi didominasi oleh wilayah dengan yang sangat rawan terhadap DBD, Kecamatan Bekasi Utara, Kecamatan Medan Satria, Kecamatan Bekasi Barat, Kecamatan Bekasi Selatan, Kecamatan Bekasi Timur, Kecamatan Jatiasih dan Kecamatan Rawalumbu. Untuk wilayah rawan terhadap penyakit DBD diantaranya Kecamatan Mustikajaya, Kecamatan Bantargebang, Kecamatan Pondok Melati, Kecamatan Pondok Gede serta sebagian Kecamatan Jatisampurna. Sedangkan untuk wilayah yang tidak rawan terhadap penyakit DBD meliputi sebagian Kecamatan Jatisampurna. Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a disease with a high number of incidents in Bekasi City. According to the 2020 Bekasi City Health Profile, Bekasi City is one of the DHF endemic areas in West Java. This study aims to determine the level of vulnerability to dengue hemorrhagic fever in each sub-district in Bekasi City. This study uses a quantitative descriptive method and data analysis techniques used are scoring and overlay. The level of DHF vulnerability in Bekasi City is determined using four variables including population density, rainfall, air temperature and air humidity. Each variable is given a score to describe the relationship between the variable and the level of vulnerability. The variables that has biggest influence of the high DHF cases in Bekasi City are population density and rainfall. As a densely populated area, there is a high incidence of DHF in Bekasi City. The high incidence of DHF in Bekasi City occurs at the time of the change of season from rainy to dry because the potential for the formation of puddles is getting bigger. After that, an overlay is performed to obtain the level of vulnerability to Dengue Hemorrhagic Fever. The results of this study indicate that there are 3 categories of vulnerability levels, namely not vulnerable, vulnerable, and very vulnerable. In general, Bekasi City is dominated by areas that are very prone to DHF, namely North Bekasi District, Medan Satria District, West Bekasi District, South Bekasi District, East Bekasi District, Jatiasih District and Rawalumbu District. Areas prone to DHF include Mustikajaya District, Bantargebang District, Pondok Melati District, Pondok Gede District and parts of Jatisampurna District. Meanwhile, areas that are not prone to DHF include parts of the Jatisampurna District.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Rayuna Handawati, S.Si, M.Pd. 2). Ilham B. Mataburu, M.Si. |
Subjects: | Geografi, Antropologi > Geografi Geografi, Antropologi > Matematika Geografi, Kartografi |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Geografi |
Depositing User: | Users 17064 not found. |
Date Deposited: | 27 Feb 2023 03:18 |
Last Modified: | 16 Jan 2024 23:30 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/37273 |
Actions (login required)
View Item |