KAUM INDO-EROPA DI JAKARTA RAYA PADA MASA BERSIAP (1945-1947)

GIDAN TRAHKUSUMO, . (2024) KAUM INDO-EROPA DI JAKARTA RAYA PADA MASA BERSIAP (1945-1947). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (840kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (220kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (348kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (283kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (978kB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (189kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (277kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (681kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menggambarkan sejarah dinamika yang terjadi pada Masa Bersiap, yakni di dengan mencakup demografi penduduk Indo-Eropa pada periode datangnya Belanda pada abad ke-17 di Hindia Belanda, hingga berakhirnya Masa Bersiap pada tahun 1947. Pemicu langsung penelitian ini adalah permohonan maaf raja Belanda, Raja Willem Alexander II, kepada pemerintah Indonesia pada kunjungannya di tahun 2019, dan ini secara tidak langsung berkaitan dengan peristiwa kekerasan yang terjadi pada revolusi fisik pada 1945-1949, khususnya dampaknya terhadap masyarakat Indo-Eropa di Hindia Belanda. 'Bersiap' adalah seruan bagi Republik untuk mempertahankan kemerdekaan. Militer Indonesia yang dilatih Jepang tidak lagi menerima Indonesia sebagai jajahan Belanda. Karena sebagian besar Orang Indo-Eropa dari mereka dipenjarakan di kamp interniran atau di luar negeri, kekuatan revolusioner ditawari kesempatan untuk mengambil alih kekuasaan. Segera setelah Jepang menyerah dan memproklamasikan Republik Indonesia, orang-orang Eropa di dalam dan di luar kamp interniran dihadapkan pada sentimen anti-kolonial. Setelah kaum nasionalis memperoleh senjata dari majalah-majalah Jepang, situasi keamanan di Indo-Eropa memburuk dengan cepat. Republik merazia dan menangkap Orang Indo-Eropa. Setelah sebagian besar Orang Indo-Eropa dipulangkan ke Belanda dan tujuan lain di luar negeri, hanya segelintir Orang Indo-Eropa yang tertinggal di Indonesia. Mereka secara otomatis menjadi warga negara Indonesia (warga negara). Beberapa di antara mereka sempat ditolak ke Belanda karena tidak bisa membuktikan bahwa mereka berkewarganegaraan Belanda. Ada pula yang memutuskan tinggal di Indonesia karena merasa menjadi bagian dari tanah dan penghuninya. Orang Indo-Eropa di Indonesia saat ini telah menjadi Orang Indo-Eropa seperti banyak orang lainnya dan bahkan eksistensi Indo-Eropa itu tidak dianggap di Indonesia. Kata Kunci: Kaum Indo-Eropa, Masa Bersiap, Jakarta Raya, Kehidupan ***** This research describes the history of the dynamics that occurred during the Bersiap Period, namely by covering the demographics of the Indo-European population during the period when the Dutch arrived in the 17th century in the Dutch East Indies, until the end of the Preparation Period in 1947. The immediate trigger for this research was the apology of the Dutch king, King Willem Alexander II, to the Indonesian government during his visit in 2019, and this is indirectly related to the violent events that occurred during the physical revolution in 1945- 1949, especially its impact on the Indo-European community in the Dutch East Indies. 'Bersiap' is Indonesian which means 'ready', ready for the dutch rule to return. The Japanese-trained Indonesian military no longer accepted Indonesia as a Dutch colony. Since most of the Indo-Europeans were imprisoned in internment camps or abroad, revolutionary forces were offered the opportunity to take power. Soon after Japan surrendered and proclaimed the Republic of Indonesia, Europeans inside and outside the internment camps were confronted with anti-colonial sentiment. After the nationalists acquired weapons from Japanese magazines, the security situation in Indo-Europeans deteriorated rapidly. The Republic raided and arrested Indo-Europeans. After most Indos were repatriated to the Netherlands and other destinations abroad, only a handful of Indos remained in Indonesia. They automatically become Indonesian citizens. Some of them were refused to the Netherlands because they could not prove that they were Dutch citizens. There are also those who decide to live in Indonesia because they feel part of the land and its inhabitants. Indo-European people in Indonesia have now become Indonesians like many other people and the existence of Indo-Europeans is not even considered in Indonesia. Keywords: Indo People, Bersiap Period, Greater Jakarta, Life

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Humaidi, M.Hum. ; 2). Muhammad Hasmi Yanuardi, SS, M.Hum.
Subjects: Ilmu Sejarah > Kronologis Sejarah
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 22245 not found.
Date Deposited: 13 Aug 2024 00:36
Last Modified: 13 Aug 2024 00:36
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/49845

Actions (login required)

View Item View Item