KEKERASAN BUDAYA PASCA 1965 DALAM NOVEL PULANG DAN DARI DALAM KUBUR

AUFA HANIFAH, . (2022) KEKERASAN BUDAYA PASCA 1965 DALAM NOVEL PULANG DAN DARI DALAM KUBUR. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI Aufa Hanifah_1406617008.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Skripsi ini membahas mengenai kekerasan budaya pasca 1965 dalam novel Pulang dan Dari Dalam Kubur. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keberadaan karya sastra yang tidak sebatas imajinasi penulis, sastra menjadi bagian dari kebudayaan yang memiliki kekuatan sosial, politik, dan kultural. Novel Pulang dan Dari Dalam Kubur sama-sama menggambarkan pembantaian massal pasca 1965 di Indonesia. Pembantaian terhadap kelompok komunis dan yang di-komunis-kan serta diskriminasi terhadap etnis Tionghoa dilegitimasi oleh kebijakan dan produk budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Critical Discourse Analysis. Lokasi penelitian di perpustakaan-perpustakaan dan secara daring di beberapa diskusi atau webinar. Obyek penelitian ini ialah dua novel tentang kekerasan pasca 1965 berjudul Pulang dan Dari dalam Kubur. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 29 Maret 2021 sampai 10 November 2021. Pengumpulan data dilakukan dengan dengan studi kepustakaan. Sementara itu, teknik analisis data bertumpu pada analisis data Critical Discourse Analysis dari Norman Fairclough. Dalam konteks ini, bahasa dalam teks dan konteks selain alat untuk praktik tertentu, termasuk praktik ideologi, juga sebagai kritik untuk konteks sosial tertentu. Penelitian ini bertumpu pada konsep kekerasan budaya dari Johan Galtung dan kekerasan simbolik Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam kedua novel terjadi kekerasan personal dan kekerasan struktural. Untuk melegitimasi dua kekerasan ini, pemerintah Orde Baru menggunakan aspek-aspek budaya seperti ideologi, agama, bahasa, seni dan pengetahuan. Hal tersebut sama dengan prinsip simbolis dalam gagasan Pierre Bourdieu mengenai kekerasan simbolik atau kekerasan tak kasat mata. Penggunaan aspek-aspek budaya tersebut fungsinya untuk mengubah nilai moral dan ideologis masyarakat agar mereka menganggap kekerasan terhadap komunis dan yang di-komunis-kan serta masyarakat etnis Tionghoa adalah normal, bahkan harus dilakukan. ***************************************************** This thesis discusses the post-1965 cultural violence in the novel Pulang and Dari Dalam Kubur. This research is motivated by the existence of literature which is not limited to the author's imagination, literature is part of a culture that has social, political, and cultural strengths. Pulang and Dari Dalam Kubur both describe the post-1965 mass massacres in Indonesia. Massacres against communists and discrimination against ethnic Chinese are legitimized by policies and cultural products. This study uses a qualitative approach with the method of Critical Discourse Analysis. Research locations in libraries and online in several discussions or webinars. The objects of this research are two novels about post-1965 violence, entitled Pulang and Dari dalam Kubur. The research was carried out from March 29, 2021 to November 10, 2021. Data collection was carried out by means of a literature study. Meanwhile, the data analysis technique relies on the Critical Discourse Analysis data analysis from Norman Fairclough. In this context, language in texts and contexts is not only a tool for certain practices, including ideological practices, but also as a critique for certain social contexts. This research is based on Johan Galtung's concept of cultural violence and Pierre Bourdieu's symbolic violence. The results showed that in both novels there was personal violence and structural violence. To legitimize these two violences, the New Order government used cultural aspects such as ideology, religion, language, art and knowledge. This is the same as the symbolic principle in Pierre Bourdieu's idea of symbolic violence or invisible violence. The use of these cultural aspects has the function of changing the moral and ideological values of the people so that they consider violence against communists and ethnic Chinese community to be normal, and even must be done.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Robertus Robet, MA. ; 2). Dr. A. Tarmiji Alkhudri, M.Si.
Subjects: Ilmu Sosial > Sosiologi
Divisions: FIS > S1 Sosiologi
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 14 Oct 2024 01:22
Last Modified: 14 Oct 2024 01:22
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/51483

Actions (login required)

View Item View Item