PENGARUH POLUSI CAHAYA TERHADAP PEMILIHAN SITUS MERAMBAN KELELAWAR DI TAMAN KOTA JAKARTA DENGAN PENDEKATAN PEMANTAUAN AKUSTIK PASIF

NURHALIZA PUTRI NABILA, . (2025) PENGARUH POLUSI CAHAYA TERHADAP PEMILIHAN SITUS MERAMBAN KELELAWAR DI TAMAN KOTA JAKARTA DENGAN PENDEKATAN PEMANTAUAN AKUSTIK PASIF. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER.pdf Download (988kB)
	Text BAB 1.pdf Download (237kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (501kB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (459kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (869kB) | Request a copy
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (194kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (227kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Polusi cahaya di wilayah perkotaan dapat mengganggu perilaku dan distribusi komunitas kelelawar, serta mengurangi peluang mencari makannya (meramban), yang berdampak pada pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi komposisi jenis kelelawar dan menganalisis pengaruh pencahayaan artifisial terhadap pemilihan situs meramban kelelawar di taman kota Jakarta. Data dikumpulkan menggunakan metode survei deskriptif melalui pemantauan akustik pasif menggunakan AudioMoth, yang dipasang di dua titik berbeda: terang (31–36 lux) dan gelap (minim penerangan). Hasil perekaman dideteksi menggunakan aplikasi Raven Pro, diidentifikasi dengan Borneo Bat Calls (BBC), dan dianalisis melalui kurva akumulasi jenis, uji PERMANOVA, dan visualisasi PCoA. Sebanyak 7 jenis dan 4 sonotipe kelelawar berhasil terdeteksi dalam penelitian ini, yaitu Rhinolophus luctus, R. philippinensis, R. acuminatus, R. sedulus, Pipistrellus tenuis, Scotophilus kuhlii, dan Eonycteris spelaea, serta sonotipe FMqCF1, FMqCF2, FMqCF5, dan QCF. Komposisi jenis kelelawar dalam penelitian ini menunjukkan dominasi Microchiroptera (89%) dibandingkan Megachiroptera (11%), dengan jenis yang paling banyak terdeteksi adalah S. kuhlii (43%), diikuti sonotipe QCF (26%) dan P. tenuis (14%). Hasil PERMANOVA menunjukkan adanya perbedaan komposisi komunitas kelelawar yang signifikan antara titik terang dan gelap, dengan nilai 0,0077 yang dimana p < 0,001. Hasil ini menunjukkan bahwa pencahayaan artifisial dapat mempengaruhi komposisi kelelawar dalam memilih situs meramban secara signifikan, dimana titik gelap menunjukkan komposisi yang lebih tinggi dibandingkan titik terang. Hal ini diduga karena sebagian besar kelelawar memiliki preferensi meramban di lingkungan gelap yang menyerupai kondisi habitat alaminya sehingga lebih aman dari predasi dan lebih optimal untuk berburu mangsa.***** Light pollution in urban areas can disrupt the behavior and distribution of bat communities, as well as reduce their foraging opportunities, which impacts their growth and survival. This study aimed to identify bat species composition and analyze the effect of artificial lighting on the selection of bat foraging sites in urban parks in Jakarta. Data were collected using a descriptive survey method through passive acoustic monitoring with AudioMoth devices installed at two different points: bright (31–36 lux) and dark (low illumination). The recordings were analyzed using Raven Pro software, identified with the Borneo Bat Calls (BBC) library, and further analyzed through species accumulation curves, PERMANOVA, and PCoA visualization. A total of 7 bat species and 4 sonotypes were detected in this study, namely Rhinolophus luctus, R. philippinensis, R. acuminatus, R. sedulus, Pipistrellus tenuis, Scotophilus kuhlii, and Eonycteris spelaea, as well as sonotypes FMqCF1, FMqCF2, FMqCF5, and QCF. The species composition showed a dominance of Microchiroptera (89%) over Megachiroptera (11%), with the most frequently detected species being S. kuhlii (43%), followed by the QCF sonotype (26%) and P. tenuis (14%). PERMANOVA results indicated a significant difference in bat community composition between bright and dark points, with a value of 0.0077 and p < 0.001. These findings suggest that artificial lighting can significantly influence bat composition in selecting foraging sites, with dark points showing higher species composition than bright points. This is presumably because most bats prefer to forage in dark environments that resemble their natural habitat, providing greater safety from predation and more optimal conditions for hunting prey.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Mohamad Isnin Noer, M.Si. 2). Vina Rizkawati, S.Si., M.Sc.
Subjects:	Sains > Sains, Ilmu Pengetahuan Alam Sains > Zoologi
Divisions:	FMIPA > S1 Biologi
Depositing User:	Nurhaliza Putri Nabila .
Date Deposited:	21 Aug 2025 06:44
Last Modified:	21 Aug 2025 06:44
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/61853

Actions (login required)

View Item