Pergulatan Budaya Tradisional dan Modern dalam Novel Canting Karangan Arswendo Atmowiloto (Suatu Kajian Cultural Studies)

Dini Putri Pertiwi, . (2012) Pergulatan Budaya Tradisional dan Modern dalam Novel Canting Karangan Arswendo Atmowiloto (Suatu Kajian Cultural Studies). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
AWALAN.pdf

Download (57kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (88kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (89kB)
[img] Text
BAB III.pdf

Download (165kB)
[img] Text
BAB IV.pdf

Download (151kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (36kB)
[img] Text
Glosarium dan Daftar Pustaka.pdf

Download (30kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (20kB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pergulatan budaya tradisional dan modern pada batik di Indonesia umumnya dan di Jawa Tengah pada khususnya dalam novel Canting karangan Arswendo Atmowiloto yang diperoleh melalui kajian cultural studies. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Pendekatan dalam penelitian ini adalah struktural dan cultural studies. Penelitian ini difokuskan pada pergulatan budaya tradisional dan modern yang ditampilkan dalam novel Canting. Novel Canting merupakan novel yang menampilkan tema perjuangan mempertahankan budaya lokal yang berujung pada resistensi terhadap modernisasi. Resistensi terhadap modernisasi menjadi isu utama yang diangkat dalam novel tersebut. Beberapa masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: (1) bagaimana budaya lokal direpresentasikan dalam Canting, (2) bagaimana pergulatan budaya tradisional dan modern dalam novel Canting yang direpresentasikan dengan menggunakan pendekatan cultural studies. Hasil penelitian ini diperoleh melalui teori modernisme yang menunjukkan bahwa representasi mengenai pergulatan budaya lokal dan modern pada tahun 1960-an muncul dalam lingkup permasalahan keluarga. Pada akhir abad XVIII, batik menjadi pakaian eksklusif keluarga kerajaan. Produksinya dilakukan hanya dalam keraton sebab batik hanya boleh digunakan oleh keluarga keraton. Busana dalam kain batik adalah alat legalisasi kekuasaan elit dari zaman kerajaan hingga kini dengan transformasi kemasan menyesuaikan ruang dan waktu. Masyarakat di luar keraton kemudian belajar membatik dari para pengrajin batik keraton dan meniru motif-motif batik keraton. Lama kelamaan, masyarakat di ii luar keraton banyak yang menjadi pengrajin batik, sehingga batik menjadi pakaian rakyat yang digemari. Akan tetapi, rakyat tetap tidak berani mengenakan motif-motif larangan atau batik sengkeran karena tidak ingin dianggap menghina raja. Jika tadinya pemakaian batik menjadi penanda status sosial dan pembeda kelas, lamakelamaan batasan-batasan tersebut mulai luruh. Kini, semua orang bisa memakai batik, sehingga pasar menyambut baik hal ini dan menyebabkan produksi batik dikerjakan secara massal. Kuantitas produksi besar dengan harga murah yang membanjiri pasar, sehingga perlahan dan pasti penanda status sosial serta makna simbolik batik hilang dan berubah menjadi sekadar komoditas tekstil. Canting memperlihatkan praktik-praktik nyata modernisasi di Indonesia, dalam hal ini hadirnya batik printing. Keberadaan batik printing, sedikit demi sedikit mulai menggerus keberadaan batik tulis. Resistensi tokoh utama dalam menghadapi keberadaan batik printing semakin jelas terlihat ketika ia berada pada titik terabaikan dan terkoloni. Kehadiran batik printing sebagai salah satu hambatan dalam merintis kembali usaha batik tradisionalnya sama sekali tidak diharapkan. Keadaan memaksa tokoh utama untuk melakukan suatu bentuk perlawanan sebagai balasan dari berlangsungnya sebuah penindasan atau penjajahan terhadap usaha batik tulis. Modernisasi, teknologi, dan kebudayaan massal, seperti dua sisi mata uang yang berlainan. Di satu sisi, berdampak positif meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia agar setara dengan masyarakat modern bangsa lain, namun di sisi lain kehadiran modernisasi dalam hal ini batik printing juga menimbulkan dampak negatif, yaitu tergusurnya usaha batik tulis tradisional. Kata kunci: budaya, tradisional, modern, batik tulis, batik printing, subdominan, dominan, cultural studies.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan
Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: putra putra putra
Date Deposited: 29 Oct 2019 16:40
Last Modified: 29 Oct 2019 16:40
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/791

Actions (login required)

View Item View Item