KESENIAN RINDING GUMBENG PADA TAHUN 1970-1990 DI DESA BEJI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL

REGINA NATASHA BRIGITHA, . (2021) KESENIAN RINDING GUMBENG PADA TAHUN 1970-1990 DI DESA BEJI, KABUPATEN GUNUNG KIDUL. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
Cover.pdf

Download (662kB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (435kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (860kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (463kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf

Download (429kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA .pdf

Download (431kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (991kB) | Request a copy

Abstract

ABSTRAK Regina Natasha Brigitha, 2021. Kesenian Rinding Gumbeng Pada Tahun 1970 – 1990 Di Desa Beji, Gunung Kidul. Skripsi, Prodi Pendidikan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Jakarta. Rinding Gumbeng sebagai sebuah tradisi kesenian asli rakyat Gunung Kidul memang dipercaya telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem bertani masyarakatnya. Kesenian ini dipelajari secara turun temurun oleh warga desa Duren. Peneliti belum menemukan literatur yang membahas mengenai kapan munculnya kesenian Rinding. Tujuan penelitian yaitu, untuk mengetahui perkembangan kesenian Rinding Gumbeng di Desa Beji, Gunung Kidul pada tahun 1970 – 1990. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan teori evolusi kebudayaan yang dinyatakan oleh Koentjaraningrat bahwa proses perkembangan kebudayaan manusia pada umumnya dan bentuk-bentuk dari kebudayaan yang sederhana, hingga makin lama makin kompleks. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara, studi literatur, dan dokumentasi. Penelitan ini dilakukan di Desa Beji, Gunung Kidul. Objek yang menjadi penelitian ini adalah kesenian Rinding Gumbeng. Hasil peneltian ini menunjukkan bahwa Rinding Gumbeng mengalami perkembangan. Hal tersebut dapat dianalisis melalui 3 (tiga) tahap yaitu: (1) tahap mistis yang terjadi pada sebelum tahun 1970, (2) tahap ontologis yang terjadi diantara tahun 1970-1980 yaitu periode I dan (3) tahap fungsional yang terjadi pada tahun 1980-1990 yaitu periode II. Pada periode I (Tahun 1970-1980), terdapat pola ritmik baru dari instrumen rinding dan munculnya instrumen baru yaitu gumbeng, sedangkan pada periode II (Tahun 1980-1990) instrumen gong, kendhang, kecrek dan angklung muncul sebagai pelengkap Kesenian Rinding Gumbeng. Dampak dari perkembangan Kesenian Rinding Gumbeng yaitu, adanya penambahan jumlah pemain yang pada awalnya adalah instrumen solo menjadi kelompok ansambel sedang serta menyebabkan adanya perubahan fungsi kesenian tersebut. Kata Kunci: Kesenian, Rinding Gumbeng, Perkembangan Rinding Gumbeng ABSTRACT Regina Natasha Brigitha, 2021. Rinding Gumbeng Art in 1970 - 1970 in Beji Village, Gunung Kidul. Thesis, Music Education Study Program, Faculty of Language and Arts, Jakarta State University. Rinding Gumbeng as an indigenous art tradition of the people of Gunung Kidul is believed to have become an inseparable part of the farming system of the community. This art is learned from generation to generation by the villagers of Duren. Researchers have not found any literature that discusses when the Rinding art appeared. The research objective was to determine the development of the art of Rinding Gumbeng in Beji Village, Gunung Kidul from 1970 to 1990. The method used in this research is a qualitative method with the cultural evolution theory approach which is stated by Koentjaraningrat that the process of human cultural development in general and forms of culture are simple, so that it becomes increasingly complex. Data collection techniques used in this study were interviews, literature studies, and documentation. This research was conducted in Beji Village, Gunung Kidul. The object of this research is the art of Rinding Gumbeng. The results of this study indicated that Gumbeng Rinding has progressed. This can be analyzed through 3 (three) stages, namely: (1) the mystical stage that occurred before 1970, (2) the ontological stage that occurred between 1970-1980, namely period I and (3) the functional stage that occurred in 1980 -1990 namely period II. In the first period (1970-1980), there was a new rhythmic pattern of the Rinding instrument and a new instrument, namely the Gumbeng, while in the second period (1980-1990) are the gong, kendhang, kecrek and angklung instruments appeared as a complement to the Gumbeng Rinding Art. The impact of the development of the Rinding Gumbeng Art are the increase in the number of players who were originally solo instruments into moderate ensemble groups and caused a change in the function of the art. Keywords: Art, Rinding Gumbeng, Rinding Gumbeng Development

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Helena Evelin Limbong, M.Sn. 2). Gandung Joko Srimoko, M.Sn.
Subjects: Geografi, Antropologi > Antropologi
Geografi, Antropologi > Budaya, Adat Istiadat
Seni Musik > Musik
Seni Musik > Literatur Musik
Olah Raga dan Seni Pertunjukan > Seni Pertunjukan
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Seni Musik
Depositing User: Users 9987 not found.
Date Deposited: 08 Mar 2021 04:49
Last Modified: 08 Mar 2021 04:49
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/14423

Actions (login required)

View Item View Item