KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI TOMAT BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT DI KABUPATEN CIANJUR

TIKA CHANDRIKA LESTARY, . (2017) KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI TOMAT BERDASARKAN KETINGGIAN TEMPAT DI KABUPATEN CIANJUR. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
5. MOTTO DAN LEMBAR PERSEMBAHAN.pdf

Download (121kB)
[img] Text
4. ABSTRAK,ABSTRACT.pdf

Download (162kB)
[img] Text
3. Lembar Pernyataan.pdf

Download (315kB)
[img] Text
1. Cover.pdf

Download (114kB)
[img] Text
2. Lembar Pengesahan.pdf

Download (317kB)
[img] Text
6. KATA PENGANTAR.pdf

Download (168kB)
[img] Text
7. DAFTAR ISI.pdf

Download (182kB)
[img] Text
RIWAYAT HIDUP.pdf

Download (100kB)
[img] Text
Lampiran 5.pdf

Download (418kB)
[img] Text
Lampiran 6.pdf

Download (314kB)
[img] Text
Lampiran 7.pdf

Download (1MB)
[img] Text
LAMPIRAN 1 - 3.pdf

Download (0B)
[img] Text
Lampiran 4.pdf

Download (992kB)
[img] Text
surat balasan 1.pdf

Download (844kB)
[img] Text
surat balasan 2.pdf

Download (18MB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (167kB)
[img] Text
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.pdf

Download (92kB)
[img] Text
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I Pendahuluan , BAB II Tinjauan Pustaka dan Kerangka Berpikir, BAB III Metodologi Penelitian.pdf

Download (501kB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesejahteraan keluarga petani tomat berdasarkan ketinggian tempat di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kabupaten Cianjur memiliki sumber daya daerah yang sangat besar untuk mensejahterakan setiap penduduk yang menetap di kabupaten ini, seperti lahan sawah seluas 65.782 ha dan lahan bukan sawah seluas 284.336ha. Namun pada kenyataannya, terdapat ketimpangan kesejahteraan khususnya pada keluarga petani. Uniknya ketimpangan kesejahteraan terjadi pada keluarga petani di kecamatan yang memiliki perbedaan ketinggian dengan komoditas pertanian yang sama. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan dengan komoditas pertanian yang sama namun memiliki ketinggian tempat yang berbeda diantaranya Kecamatan Campaka Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaresmi Desa Cibanteng, dan Kecamatan Pacet Desa Sukatani. Informan dalam penelitian ini terdiri dari masing-masing 30 petani pemilik sekaligus penggarap dengan komoditas utama tomat pada setiap kecamatan.Penelitian ini dilakukan pada bulan Febuari sampai Agustus 2017. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan jumlah produktivitas dan harga jual tomat perkilogram dimana di zona ketinggian tempat rendah produktivitas tomat sebesar 112,23 kwintal/ha dengan harga jual Rp.2.500 hingga Rp.3.500, di zona ketinggian tempat sedang produktivitas tomat sebesar 231,33 kwintal/ha dengan harga jual Rp.2.500 – Rp.3.000 dan di zona ketinggian tempat tinggi produktivitas tomat sebesar 90 kwintal/ ha dengan harga jual Rp.3.000 – Rp.10.000. Perbedaan harga jual dipengaruhi oleh kualitas tomat, di zona ketinggian tempat rendah dan zona ketinggian tempat sedang kualitas tomat tidaklah sebaik kualitas tomat di zona ketinggian tempat tinggi, sehingga pada zona ketinggian tempat rendah dan zona ketinggian tempat sedang hasil panen tomat dijual ke tengkulak sedangkan pada zona ketinggian tinggi hasil panen tomat dijual ke supermarket. Perbedaan produktivitas,kualitas, dan cara pendistribusian hasil pertanian tomat akhirnya mempengaruhi tingkat pendapatan dan pengeluaran yang membentuk pola kesejahteraan yang berbeda pada setiap zonasi ketinggian tempat. Pada zona ketinggian tempat rendah tingkat kesejahteraan petani masuk ke dalam kategori tahapan keluarga sejahtera I, pada zona ketinggian tempat sedang keluarga petani masuk ke dalam kategori tahapan keluarga sejahtera II dan pada zona ketinggian tempat tinggi keluarga petani masuk ke dalam kategori tahapan keluarga sejahtera III. This study aims to determine the welfare of tomato farmers based on the altitude of places in Cianjur Regency along with the factors that influence it. Cianjur district has a huge regional resources to support the prosperity of every resident who lives in this place, such as 65,782 ha of rice fields and 284,336ha of non-rice fields. But in the fact, there is a welfare gap, especially in farmer’s families. The uniqueness of welfare gap occurs in farmer’s families in sub-districts that have different altitudes with the same agricultural commodities. The method used in this research is quantitative method. This research was conducted in three sub-districts with the same agricultural commodity but have different altitude places such as sub-district of Campaka, sub-district of Sukaresmi and sub-district of Pacet. Informants in this study consisted of each 30 farmers owners as well as tenants with the main commodity tomatoes in each district. The research was conducted from Febuary to August 2017. The results showed that there was a difference in the amount of productivity and selling price of tomato where in low altitude zone the productivity of tomatoes was 112.23 quintals/ ha with the selling price of Rp.2.500 to Rp.3.500/kg, in medium altitude zone the productivities of tomatoes was 231.33 quintals / ha with selling price Rp.2.500 -Rp.3.000/kg and in high altitude zone the productivity of tomatoes is 90 quintals / ha with selling price Rp.3.000 - Rp.10.000 /kg. The difference in selling price is influenced by the quality of tomatoes, the quality of tomatoes in low altitude zone and medium altitude zone is not as good as tomatoes’s quality in high altitude zone, that’s why in low altitude zone and medium altitude zone all of tomatoes are sold to middleman while in high altitude zone all of tomatoes sold to supermarket. The differences in productivity, quality, and mode of distribution of tomato crops affect the level of income and expenditure that form different patterns of welfare on each zoning altitude. In low altitude zone the level of welfare of farmers is in the category of prosperous families stage I, in medium altitude zone the level of welfare of farmers is in the category of prosperous families stage II, and in high altitude zone the level of welfare of farmers is in the category of prosperous families stage III.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Dr. Muhammad Zid, M.Si 2) Ode Sofyan Hardi, M.Si, M.Pd
Subjects: Geografi, Antropologi > Geografi
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Geografi
Depositing User: sawung yudo
Date Deposited: 21 Apr 2022 05:19
Last Modified: 21 Apr 2022 05:19
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/27365

Actions (login required)

View Item View Item