Frisky Nur Salvianny, . (2020) WOMEN’S RESISTANCE IN ETAF RUM’S A WOMAN IS NO MAN. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
Appendices.pdf Download (520kB) |
|
Text
Chapter I.pdf Download (182kB) |
|
Text
Abstract.pdf Download (106kB) |
|
Text
Acknowledgement.pdf Download (92kB) |
|
Text
Abstrak.pdf Download (106kB) |
|
Text
Chapter IV.pdf Restricted to Registered users only Download (395kB) |
|
Text
Chapter V.pdf Restricted to Registered users only Download (94kB) |
|
Text
Cover.pdf Download (217kB) |
|
Text
Chapter III.pdf Restricted to Registered users only Download (113kB) |
|
Text
Chapter II.pdf Restricted to Registered users only Download (186kB) |
|
Text
Lembar Persetujuan Publikasi.pdf Download (255kB) |
|
Text
References.pdf Download (171kB) |
|
Text
Lembar Pengesahan.pdf Download (254kB) |
|
Text
Lembar Pernyataan.pdf Download (158kB) |
|
Text
Table of Contents.pdf Download (109kB) |
Abstract
Penelitian ini ditujukan untuk menyelidiki opresi terhadap perempuan dan perlawanan mereka terhadap penindasan dalam novel A Woman is No Man oleh Etaf Rum. Teori matriks dominasi dan definisi diri oleh Patricia Hill Collins digunakan dalan penelitian ini untuk menganalisis perlawanan perempuan terhadap penindasan melalui metode analisis deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tokoh perempuan dalam novel mengalami penindasan yang terjadi dalam matriks dominasi pada domain kekuasaan struktural, disiplin, hegemonik, dan interpersonal. Tokoh perempuan— Fareeda, Isra, Sarah, dan Deya tertindas melalui penindasan atas jenis kelamin, ras, dan kelas yang membuat mereka tertindas dalam hal pemaksaan untuk menyetujui perjodohan dibandingkan melanjutkan pendidikan, berada dalam ruang lingkup domestik, menjaga reputasi keluarga, dan memenuhi peran mereka sebagai perempuan. Dalam kehidupan bermasyarakat, laki-laki diuntungkan dengan posisi mereka yang mendominasi, sedangkan perempuan dirugikan dengan posisi mereka yang inferior dalam mengemukakan pemikiran mereka karena dibungkamnya suara perempuan. Pada sistem patriarki, perempuan ditindas dengan menciptakan kedasaran atas posisi perempuan di mana mereka hanya memiliki ruang dalam lingkup domestik dan mematuhi peran mereka sebagai perempuan. Oleh karena itu, perempuan meningkatkan definisi diri untuk membantu mereka dalam melawan dominasi yang menindas mereka melalui kesadaran atas penilaian diri. Perlawanan tokoh perempuan dalam novel untuk melawan penindasan diwujudkan dalan kemampuan mereka untuk membangun harga dan penghormatan diri, kepercayaan diri dan kemandirian, dan perberdayaan diri melalui aksi keberanian dalam mengemukakan pendapat, melanjutkan sekolah, berani untuk tinggal dan hidup sendiri, dan membantu perempuan lainnya dalam hal mendorong kesadaran akan definisi diri. This study aims to explore women’s oppression and their resistance towards the oppression in A Woman is No Man by Etaf Rum. Deploying Patricia Hill Collins’ theory of Matrix of Domination and Self-Definition, this study applies a descriptive analytical research method in analyzing women’s resistance in the novel. The result of this study shows that female characters in the novel are experiencing oppressions that are managed within the four domains of power: structural, disciplinary, hegemonic, and interpersonal domain of power. Fareeda, Isra, Sarah, and Deya are oppressed through the intersecting oppressions of gender, race, and class that women are forced to agree on arranged marriage instead of pursuing education, stay within domestic sphere, maintain family’s reputation, and fulfill their roles as women. While men are privileged through their domination, women are aggrieved with their inferiority in voicing their thoughts as they are being silenced. The system of patriarchy has created a consciousness for women to stay within the domestic sphere and obey to their traditional gender roles. Furthermore, women’s self-definition had helped them to gather their self-worth to counter the oppression. Women’s relationship of one another and women’s literature have influenced oppressed women in finding the courage to resist the oppression. The female characters’ resistances are realized through their ability in maintaining self-valuation and respect, self-reliance and independence, and personal empowerment through the act of being brave in voicing their thoughts, going to college, living on their own, and encouraging each other for rising the awareness of self-definition.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Mrs. Eka Nurcahyani, M. Hum. |
Subjects: | Bahasa dan Kesusastraan > Sastra Inggris |
Divisions: | FBS > S1 Sastra Inggris |
Depositing User: | Users 14626 not found. |
Date Deposited: | 29 Jun 2022 06:53 |
Last Modified: | 29 Jun 2022 06:53 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/30848 |
Actions (login required)
View Item |