OPTIMALISASI TRADISI LISAN CARITA PANTUN: KAJIAN STRUKTUR, MAKNA DAN FUNGSI BAGI MASYARAKAT SUNDA

ARIF FIRMANSYAH, . (2022) OPTIMALISASI TRADISI LISAN CARITA PANTUN: KAJIAN STRUKTUR, MAKNA DAN FUNGSI BAGI MASYARAKAT SUNDA. Doktor thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
01 COVER.pdf

Download (872kB)
[img] Text
02 BAB I.pdf

Download (1MB)
[img] Text
03 BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
04 BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
05 BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (3MB) | Request a copy
[img] Text
06 BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (987kB) | Request a copy
[img] Text
07 DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (1MB)
[img] Text
08 LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi membawa dampak terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada, mengakibatkan pergeseran sistem nilai budaya serta hubungan interaksi manusia di dalam masyarakat. Oleh karena itu optimalisasi carita pantun merupakan salah satu langkah jangka panjang untuk memperkenalkan tradisi lisan carita pantun. Fokus penelitian ini adalah optimalisasi carita pantun, optimalisasi tradisi lisan carita pantun: kajian struktur, makna, dan fungsi bagi masyarakat Sunda. Sedangkan sub fokusnya adalah struktur carita pantun, fungsi dan makna carita pantun serta optimalisasinya bagi masyarakat Sunda. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dilengkapi dengan pendekatan antropolinguistik. Data diperoleh dari hasil observasi, rekaman, serta wawancara secara langsung dengan informan. Adapun hasil penelitiannya, 1) Struktur pertunjukan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan teks, koteks, dan konteks yang saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Dari ketiga juru pantun, penelitian ini mengkaji lebih dalam carita pantun Mang Ayi sedangkan untuk juru pantun Abah Tiktik telah meninggal dunia pada awal tahun 2020 dan juru pantun Arji Baduy tidak bisa dikaji lebih jauh lagi dikarenakan ada aturan adat yang mengikat. Struktur pertunjukan carita pantun yang dibawakan oleh juru pantun Mang Ayi yang bervariasi sesuai dengan maksud dan jenis acara. Mang Ayi mengawali pertunjukannya dengan rajah pamuka, rajah pamunah, mangkat cerita, deskripsi, dan penutup. 2) Makna yang terkandung dalam tradisi lisan carita pantun berupa: makna keselamatan, hubungan masyarakat dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Fungsi sosial yang terdapat dalam sastra lisan tersebut yaitu fungsi dakwah, fungsi interaksi sosial, fungsi pendidikan dalam rangka sosialisasi nilai sosial, dan penangkal individualism, 3) Perkembangan pementasan pantun Sunda gaya Mang Ayi dalam acara syukuran 40 hari kelahiran bayi dalam struktur pementasan yang ritual menjadi hiburan ditambahkan dengan beberapa lagu dan juga sisindiran yang dapat mengundang tawa penontonnya. Inilah salah satu upaya yang dilakukan oleh Mang Ayi sebagai juru pantun dalam melakukan inovasi sebagai optimalisasi seni pantun Sunda agar tetap diterima dalam masyarakat modern saat ini, dengan memanfaatkan seni sebagai wadah berkreasi dan berinovasi dengan tetap berpegang pada norma adat yang dapat memberikan pendidikan. Selanjutnya dengan optimalisasi melalui film dokumenter dan melakukan sosialisasi pada masyarakat model yaitu masyarakat di kampung Tanjung Ari Subang, Mahasiswa ISBI dan Siswa SMA Negeri 1 Cianjur, ketiga masyarakat model dapat memahami, menyebutkan, dan menjelaskan apa itu carita pantun, berikut makna dan fungsinya. * The influence of globalization and technology nowadays has an impact on tribes’ culture and cultures from outside. There are transformations in attitudes towards existing cultural values that have resulted in a shift in society's cultural value system and social interaction in relationships. Therefore, Optimization of the Carita Pantun is one of the long-term strategies to introduce the oral tradition of the Carita Pantun. The focus of this research is an optimization of Carita Pantun, optimization of the oral tradition of Carita Pantun: a study of structure, meaning, and function for Sundanese. Meanwhile, the sub-focus is the structure of the poems, the function and meaning of the poems, and their optimization for the Sundanese people. This study uses an ethnographic method that is equipped with an anthropo linguistic approach. The data was obtained from observations, recordings, and direct interviews with informants. As for the results of the research, 1) the structure of the performance studied in this study is related to the text, context, and context which influence each other and cannot be separated. From the three rhymes interpreters, this study examines more deeply the story of Mang Ayi's rhymes while for the rhyme interpreter Abah Tiktik has died in the first 2020 and the rhyme interpreter Arji Baduy cannot be studied further because in accordance with their law. The structure of the Carita Pantun performed by the rhyme interpreter Mang Ayi varies according to the purpose and type of event. Mang Ayi started the show with the Pamuka Tattoo, Pamunah Tattoo, Death Story, Description, and Closing. 2) The meanings contained in the oral tradition of Carita Pantun are the meaning of safety, society’s relationship with God, fellow human beings, and the universe. The social functions contained in the oral literature are the function of da'wah, the function of social interaction, the function of education in the context of socializing social values, and an antidote to individualism, 3) The development of the Mang Ayi style Sundanese rhyme in a celebration event for 40 days of the birth of a baby is a ritual performance that becomes entertainment added with several songs and also satire that can invite laughter from the audience. This is one of the efforts made by Mang Ayi as a rhyme interpreter in innovating as optimization of Sundanese rhyme art so that it remains accepted in today's modern society, by utilizing art as a creative forum and sticking to customary norms that can provide education. Furthermore, by optimizing through documentary films and socializing the community model, namely the community in Tanjung Ari Subang village, ISBI students, and SMA Negeri 1 Cianjur students, the three community models can understand, mention, and explain what a rhyme is, along with its meaning and function.

Item Type: Thesis (Doktor)
Additional Information: 1). Prof. Dr. RR. Novi Anoegrajekti, M.Hum. ; 2). Prof. Dr. Aceng Rahmat, M.Pd.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Linguistik
Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia
Divisions: PASCASARJANA > S3 Linguistik Terapan
Depositing User: Users 14691 not found.
Date Deposited: 22 Aug 2022 03:50
Last Modified: 22 Aug 2022 03:50
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/32907

Actions (login required)

View Item View Item