VARIASI BAHASA INFLUENCER CILIK DALAM KONTEN TIKTOK @ruby_fain12

DESMA SAFITRI PUTRI HERMALINDA PRABOWO, . (2025) VARIASI BAHASA INFLUENCER CILIK DALAM KONTEN TIKTOK @ruby_fain12. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER SKRIPSI.pdf Download (681kB)
	Text BAB I SKRIPSI.pdf Download (228kB)
	Text BAB II SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (300kB) | Request a copy
	Text BAB III SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (234kB) | Request a copy
	Text BAB IV SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (315kB) | Request a copy
	Text BAB V SKRIPSI.pdf Restricted to Registered users only Download (200kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA SKRIPSI.pdf Download (145kB)
	Text LAMPIRAN SKRIPSI DAN BIODATA PENULIS.pdf Restricted to Registered users only Download (453kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini menganalisis variasi bahasa pada influencer cilik, dengan fokus pada tiga aspek kebahasaan, yaitu tingkat keformalan menurut teori Martin Joos, idiolek berdasarkan teori Abdul Chaer, dan fungsi bahasa menurut teori M.A.K. Halliday. Latar belakang kajian ini adalah adanya perkembangan teknologi digital secara signifikan, yang telah melahirkan fenomena influencer, termasuk influencer cilik, yang diperkirakan akan memiliki variasi bahasa unik dibandingkan dengan anak-anak seusianya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada Ruby Fain, seorang infuencer cilik yang berusia lima tahun. Data dikumpulkan melalui observasi langsung terhadap 50 konten video yang diunggah oleh Ruby Fain pada media sosial Tiktok dengan nama pengguna @ruby_fain12, serta dokumentasi berupa rekaman dan tangkapan layar. Hasil analisis menunjukkan bahwa ragam bahasa santai adalah bentuk paling dominan (23 data tuturan), diikuti oleh ragam usaha (18 data), dan ragam akrab (9 data). Dari segi fungsi bahasa, fungsi ideasional paling menonjol (33 data), diikuti fungsi interpersonal (14 data), dan fungsi tekstual (3 data). Selain itu, teridentifikasi beberapa idiolek khas Ruby Fain, seperti penggunaan frasa "Kiw-kiw, pung!" dan "Simple toh!", kebiasaan memberikan nasihat, penggunaan pola rima dalam tuturan, penyebutan diri sendiri dengan panggilan "abang", dan pemanfaatan onomatope "tok". Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa influencer cilik memiliki kompetensi kebahasaan yang unik dan mampu memanfaatkan variasi bahasa secara strategis untuk membangun sebuah karakter diri dan relasi hubungan sosial dalam konteks media digital. Kata Kunci: Variasi bahasa, Influencer cilik, Tingkat Keformalan, Idiolek, Fungsi Bahasa. ***** This study analyzes linguistic variations in child influencers, focusing on three linguistic aspects: formality levels according to Martin Joos's theory, idiolects based on Abdul Chaer's theory, and language functions according to M.A.K. Halliday's theory. The background for this research is the significant development of digital technology, which has given rise to the phenomenon of influencers, including child influencers, who are expected to exhibit unique linguistic variations compared to their peers. This study employs a qualitative approach with a case study method on Ruby Fain, a five-year-old child influencer. Data were collected through direct observation of 50 video contents uploaded by Ruby Fain on the TikTok social media platform under the username @ruby_fain12, along with documentation in the form of recordings and screenshots. The analysis results indicate that the casual language register is the most dominant form (23 speech data), followed by the consultative register (18 data), and the intimate register (9 data). In terms of language functions, the ideational function is the most prominent (33 data), followed by the interpersonal function (14 data), and the textual function (3 data). Furthermore, several distinctive idiolects of Ruby Fain were identified, such as the use of phrases "Kiw-kiw, pung!" and "Simple toh!", the habit of giving advice, the use of rhyming patterns in speech, referring to herself as "abang," and the utilization of the onomatopoeia "tok." These findings suggest that child influencers possess a unique linguistic competence and are able to strategically utilize linguistic variations to build personal character and social relationships within the digital media context. Keywords: Language variation, Child influencer, Formality levels, Idiolect, Language function.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Dr. Asep Supriyana, S.S., M.Pd. 2). Sigit Widiatmoko, S.S., M.Hum.
Subjects:	Bahasa dan Kesusastraan > Linguistik Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Indonesia Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan Bahasa dan Kesusastraan > Kesusastraan > Sastra Indonesia
Divisions:	FBS > S1 Sastra Indonesia
Depositing User:	Desma Safitri Putri Hermalinda Prabowo .
Date Deposited:	18 Aug 2025 13:49
Last Modified:	18 Aug 2025 13:49
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/61303

Actions (login required)

View Item