PERKEMBANGAN MUSIK POST HARDCORE DALAM INDUSTRI MUSIK INDONESIA (1993-2010)

Devi Nugraha, . (2016) PERKEMBANGAN MUSIK POST HARDCORE DALAM INDUSTRI MUSIK INDONESIA (1993-2010). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
0. Cover.pdf

Download (15kB)
[img] Text
1. ABSTRAK.pdf

Download (204kB)
[img] Text
4. KATA PENGANTAR.pdf

Download (84kB)
[img] Text
ABSTRAK eng.pdf

Download (86kB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (268kB)
[img] Text
BAB II.pdf

Download (346kB)
[img] Text
BAB III REVISI.pdf

Download (390kB)
[img] Text
BAB IV REVISI.pdf

Download (292kB)
[img] Text
BAB V.pdf

Download (90kB)
[img] Text
DAFTAR isi.pdf

Download (215kB)
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (148kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf

Download (795kB)
[img] Text
scan lembar pengesahan.pdf

Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan masuk dan berkembangnya musik indie post hardcore dalam industri musik dan memaparkan perkembangan musisi-musisi dan musik indie tahun 1993-2010. Penelitian ini menjadi salah satu subjek yang penting dikaji termasuk oleh studi sejarah, khususnya sejarah sosial-budaya, karena indie merupakan gerakan yang dilahirkan oleh kebudayaan punk yang sarat akan makna. Fenomena gerakan indie sejatinya muncul pertamakali di Inggris pada tahun 1970 hingga 1980-an yang dilakukan oleh John Lydon yang merupakan personil dari grup band legendaris Sex Pistols. John Lydon memulai gerakan perubahan dalam tubuh musik punk dengan memasukan unsur-unsur musik lainnya kedalam musik punk dan menamakan gerakan awalnya sebagai anti rock movement yang menyuarakan bahwa musik rock tidak harus garang, brutal, cadas ataupun ekstrim. Gerakan ini kemudian sukses mengajak pemuda-pemuda dengan dandanan kutu buku memainkan musik-musik keras tanpa harus mengubah jati dirinya dan mempopelrkan istilah indie sebagai independent atau kebebasan dalam berekspresi Gerakan indie kemudian mempengaruhi perubahan dalam musik Hardcore punk di Washington D.C, Amerika Serikat. Musisi-musisi hardcore punk di Amerika Serikat sudah terlalu jenuh untuk memainkan musik beraliran tersebut, sehingga mereka memasukan unsure-unsur musik pop, jazz, soul dan musik-musik lembut lainnya kedalam unsur hardcore punk yang keras dan brutal dan tetap mempertahankan jiwa punk didalamnya sebagai gerakan yang bebas berkreasi. Musik indie post hardcore masuk ke Indonesia karena memberikan perbedaan terhadap musik-musik mainstream, gerakan ini tumbuh karena pembawaan musik yang unik dan berbeda dengan musik-musik yang mainstream yang sudah ada. Hal tersebut kemudian membuat pemuda-pemuda di Indonesia iv tertarik akan hal baru yang tidak pernah ditemui sebelumnya untuk mencoba aliran musik post hardcore yang berada didalam jalur indie tersebut Penelitian ini menggunakan metode historis. Sumber-sumber yang digunakan berasal dari surat kabar sezaman, artikel, majalah, internet, buku-buku yang relevan dan wawancara. Sumber primer penelitian yang digunakan yaitu buku Jube Tantagode yang berjudul “Musik Underground Indonesia, Revolusi Indie Label” yang diterbitkan oleh Harmoni Yogyakarta, tahun 2008 dan wawancara dengan pelaku industri musik indie di Indonesia Hasil penelitian menyimpulkan bahwa awal masuknya gerakan indie ke dalam industri musik Indonesia terjadi sebagai bentuk resistensi terhadap gerakan mainstream yang diproduksi oleh major label. Namun. Kemudian terjadi perubahan makna indie di masyarakat awam Indonesia yang membuat makna indie bagi masyarakat awam mengalami perbedaan makna

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Nuraeni Martha M.Hum ; 2). Sri Martini M.Hum
Subjects: Seni Musik > Musik
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Sejarah
Depositing User: Users 29 not found.
Date Deposited: 28 Oct 2019 12:19
Last Modified: 28 Oct 2019 12:19
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/690

Actions (login required)

View Item View Item