ANALISIS TEKNIK DAN KEAKURATAN TERJEMAHAN LISAN KONSEKUTIF BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JEPANG PADA PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

EUNIKE FELICIA, . (2024) ANALISIS TEKNIK DAN KEAKURATAN TERJEMAHAN LISAN KONSEKUTIF BAHASA INDONESIA KE DALAM BAHASA JEPANG PADA PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (281kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (271kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

*****ABSTRAK***** Penelitian ini bertujuan untuk memahami teknik penerjemahan lisan konsekutif yang digunakan dan keakuratan terjemahan lisan dalam penerjemahan lisan pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia yang diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke dalam bahasa Jepang. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data berupa triangulasi, teknik simak bebas libat cakap, teknik catat, dan wawancara. Penelitian ini menggunakan teknik penerjemahan lisan yang dikemukakan oleh Jones (2002) untuk menganalisis teknik yang digunakan dan menggunakan parameter penilaian keakuratan penerjemahan lisan yang dikemukakan oleh Saehu (2018) dan Nababan dkk. (2012) untuk menilai keakuratan terjemahan lisan. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan bahwa teknik yang paling banyak digunakan adalah teknik penghilangan (72%), teknik reformulasi (66%), dan penyederhanaan (13%). Teknik yang paling sedikit digunakan adalah teknik salami (3%), efisiensi dalam reformulasi (3%), generalisasi (3%), meringkas dan merekapitulasi (3%), dan penjelasan (3%). Penerjemah paling banyak menghasilkan terjemahan yang kurang akurat (59,38%), hasil terjemahan yang akurat (31,25%), dan hasil terjemahan yang tidak akurat (9,38%). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini, juga ditemukan bahwa teori mengenai teknik penerjemahan lisan yang dikemukakan oleh Jones tidak dapat mengakomodir seluruh tuturan pada penerjemahan lisan konsekutif karena tidak ditemukan data yang menggunakan teknik antisipasi dan terdapat proses penerjemahan lisan yang sama sekali tidak menggunakan teknik penerjemahan lisan berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Jones (2002). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa teori mengenai teknik penerjemahan lisan yang dikemukakan oleh Jones kurang sesuai digunakan dalam penerjemahan lisan berjenis konsekutif. *****ABSTRACT***** This research aims to determine the consecutive interpreting techniques used and the accuracy of interpreting produced in the oral translation of the state speech of the President of the Republic of Indonesia which was translated from Indonesian into Japanese. This research uses descriptive qualitative method with data collection techniques such as triangulation, non-participatory technique, note-taking technique, and interview. This research uses interpreting techniques proposed by Jones (2002) to analyze the techniques used and uses parameters for assessing the accuracy of interpreting proposed by Saehu (2018) and Nababan et al. (2012) to assess the quality of the interpreting. Based on the results of the analysis, it was found that the most used techniques were omission (72%), reformulation (66%), and simplification (13%). The least used techniques are salami (3%), efficiency in reformulation (3%), generalization (3%), summarizing and recapitulating (3%), and explanation (3%). Interpreters produced the most inaccurate translations (59.38%), accurate translations (31.25%), and inaccurate translations (9.38%). Based on the analysis, it is also found that the theory of interpreting techniques proposed by Jones cannot accommodate all utterances in consecutive interpreting because there are no data that use anticipation techniques and there are interpreting processes that do not use interpreting techniques at all based on the theory proposed by Jones. Thus, it can be concluded that the theory of interpreting techniques proposed by Jones is not suitable for consecutive interpreting.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1) Eky Kusuma Hapsari, M.Hum. 2) Dr. Komara Mulya, S.S., M.Ed.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Jepang
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa Jepang
Depositing User: Users 25010 not found.
Date Deposited: 07 Aug 2024 00:15
Last Modified: 07 Aug 2024 00:15
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/48948

Actions (login required)

View Item View Item