KETIDAKADILAN GENDER DALAM FILM JE NE SUIS PAS UN HOMME FAÇILE KARYA ÉLÉONORE POURRIAT

INGGIT VIRGIANI, . (2024) KETIDAKADILAN GENDER DALAM FILM JE NE SUIS PAS UN HOMME FAÇILE KARYA ÉLÉONORE POURRIAT. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
Cover Skripsi.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (387kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (571kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (273kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (145kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (343kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (148kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan ketidakadilan gender dan bentuk-bentuk ketidakadilan gender dalam film “Je ne suis pas un homme facile” karya Éléonore Pourriat. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori ketidakadilan gender menurut Fakih (2013) yang selanjutnya didukung oleh Hamel (2014) yang menjelaskan tentang ketidakadilan gender yang hadir disebabkan oleh adanya perbedaan peran gender yang dibentuk oleh masyarakat dan ketidakadilan gender tersebut memiliki beberapa bentuk yang meliputi : (1) marginalisasi, (2) subordinasi, (3) stereotip, (4) kekerasan terhadap perempuan, dan (5) beban kerja ganda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak catat menurut Sudaryanto (2015: 203) metode atau teknik simak adalah metode yang digunakan dalam penelitian bahasa dengan cara menyimak penggunaan bahasa pada objek yang akan diteliti. Metode selanjutnya adalah metode catat yang menurut Mahsun (2017: 204) dikatakan bahwa teknik catat adalah mengadakan pencatatan terhadap data yang relevan sesuai dengan sasaran dan tujuan penelitian. Hasil penelitian yang didapat dari kutipan dialog dalam film ditemukan ada 34 ketidakadilan gender yang terdiri dari 14 (empat belas) data stereotip, kemudian 10 (sepuluh) data subordinasi, selanjutnya ada 4 (empat) data kekerasan terhadap perempuan, diikuti oleh 3 (tiga) data marginalisasi, dan terakhir adalah 2 (dua) data beban kerja ganda. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa stereotip menjadi bentuk ketidakadilan gender yang paling dominan dalam film komedi romantis tersebut, sedangkan beban kerja ganda merupakan bentuk yang paling jarang ditemukan. Untuk mengatasi keterbatasan ini, disarankan agar peneliti di masa depan dapat mencari sumber data lain atau memfokuskan pada topik yang lebih spesifik terkait isu ketidakadilan gender dalam karya sastra berbahasa Prancis. Dengan demikian, diharapkan penelitian selanjutnya dapat memberikan kontribusi yang lebih komprehensif terhadap kajian ketidakadilan gender dalam konteks budaya Prancis. ***** This research aims to describe gender inequalities and forms of gender inequality in the film "Je ne suis pas un homme facile" by Éléonore Pourriat. The theory used in this research is the theory of gender inequality according to Fakih (2013) which is then supported by Hamel (2014) who explains that gender inequality arises due to differences in gender roles formed by society and this gender inequality has several forms including: (1) marginalization, (2) subordination, (3) stereotypes, (4) violence against women, and (5) double workload. The method used in this research is the note- taking method according to Sudaryanto (2015: 203), where the listening method is used in language research by listening to the use of language in the object being studied. The next method is the note-taking method which, according to Mahsun (2017: 204), is said to be a technique of recording relevant data according to the objectives and goals of the research. The research results obtained from the dialogue excerpts in the film found 34 gender inequalities consisting of 14 (fourteen) stereotype data, then 10 (ten) subordination data, then there were 4 (four) data on violence against women, followed by 3 (three) marginalization data, and finally 2 (two) data on double workload. Thus, it can be concluded that stereotypes are the most dominant form of gender inequality in the romantic comedy film, while double workload is the rarest form found. To overcome these limitations, it is suggested that future researchers can search for other data sources or focus on more specific topics related to gender inequality issues in French literary works. Thus, it is hoped that further research can make a more comprehensive contribution to the study of gender inequality in the French cultural context.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Yusi Asnidar, M.Hum. ; 2). Wahyu Tri Widyastuti, M.Pd.
Subjects: Bahasa dan Kesusastraan > Bahasa Perancis
Divisions: FBS > S1 Pendidikan Bahasa Perancis
Depositing User: Users 25330 not found.
Date Deposited: 11 Aug 2024 23:44
Last Modified: 11 Aug 2024 23:44
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/49614

Actions (login required)

View Item View Item