GEGAR BUDAYA PADA PROSES ADAPTASI MAHASISWA PAPUA DI JAKARTA (STUDI DESKRIPTIF FENOMENOLOGI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA)

SHELLA AGUSTINANDYA ARUM, . (2025) GEGAR BUDAYA PADA PROSES ADAPTASI MAHASISWA PAPUA DI JAKARTA (STUDI DESKRIPTIF FENOMENOLOGI PADA MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (4MB)
[img] Text
BAB 1.pdf

Download (692kB)
[img] Text
BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (375kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (230kB) | Request a copy
[img] Text
BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy
[img] Text
BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (404kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (344kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk memperoleh informasi secara empiris terkait tantangan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa Papua dalam proses adaptasi budaya, untuk memperoleh informasi secara empiris terkait bentuk gegar budaya yang dirasakan mahasiswa Papua selama menetap sementara di Jakarta, dan untuk memperoleh informasi secara empiris terkait strategi yang diterapkan mahasiswa Papua untuk mengatasi gegar budaya dan menjalani adaptasi di Universitas Negeri Jakarta. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif fenomenologi. Sumber data primer diperoleh dari 4 informan, 1 key informan, dan 1 orang ahli yang mendukung kelengkapan data. Sedangkan data sekunder diperoleh dari buku, jurnal, internet, dan dokumentasi penelitian yang terkait. Hasil temuan menunjukan sebagai berikut: (1) tantangan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa Papua meliputi bahasa, budaya, dan stereotipe. Berbagai tantangan dan hambatan muncul setelah mahasiswa Papua melewati fase bulan madu, dan mulai memasuki fase krisis; (2) bentuk gegar budaya yang dirasakan mahasiswa Papua yaitu adanya perasaan malu dan minder, homesickness, dan kesulitan berinteraksi yang dialami sebagian mahasiswa Papua. Gegar budaya dirasakan saat mahasiswa Papua memasuki fase krisis dengan intensitas berbeda yang dipengaruhi oleh latar belakang mahasiswa seperti asal daerah, program studi, dan keikutsertaan organisasi; (3) strategi yang diterapkan mahasiswa Papua yaitu mengenal lingkungan, menciptakan keluarga baru, dan menyesuaikan diri. Dalam menerapkan strategi, mahasiswa Papua sedang memasuki fase pemulihan yang ditandai dengan mengenal lingkungan dan menciptakan keluarga baru. Serta memasuki fase penyesuaian yang ditandai dengan menyesuaikan diri di Jakarta. Kesimpulan dari penelitian ini adalah diketahui bahwa tantangan dan hambatan yang dihadapi mahasiswa Papua meliputi bahasa, budaya, dan stereotipe. Adapun bentuk gegar budaya yang dirasakan mahasiswa Papua yaitu adanya perasaan malu dan minder, homesickness, dan kesulitan berinteraksi yang dialami sebagian mahasiswa Papua. Serta strategi yang diterapkan mahasiswa Papua yaitu mengenal lingkungan, menciptakan keluarga baru, dan menyesuaikan diri. ***** The aim of this research was to obtain empirical information regarding the challenges and obstacles faced by Papuan students in the cultural adaptation process, to obtain empirical information regarding the forms of culture shock felt by Papuan students during their temporary stay in Jakarta, and to obtain empirical information regarding the strategies implemented by Papuan students to overcome cultural shock and undergo adaptation at Jakarta State University. This research was conducted using a qualitative approach and descriptive phenomenological method. Primary data sources were obtained from 4 informants, 1 key informant, and 1 expert who supported the completeness of the data. Meanwhile, secondary data was obtained from books, journals, the internet and related research documentation. The findings show the following: (1) the challenges and obstacles faced by Papuan students include language, culture and stereotypes. Various challenges and obstacles emerged after Papuan students passed the honeymoon phase and began to enter the crisis phase; (2) the form of culture shock felt by Papuan students, namely feelings of shame and inferiority, homesickness, and difficulty interacting experienced by some Papuan students. Culture shock is felt when Papuan students enter a crisis phase with different intensities which are influenced by the student's background such as regional origin, study program, and organizational participation; (3) the strategies implemented by Papuan students are getting to know the environment, creating a new family, and adapting. In implementing the strategy, Papuan students are entering a recovery phase which is marked by getting to know the environment and creating a new family. As well as entering an adjustment phase which is marked by adjusting to Jakarta. The conclusion of this research is that the challenges faced by Papuan students include language, culture and stereotypes. The forms of culture shock felt by Papuan students are feelings of shame and inferiority, homesickness, and difficulty interacting that some Papuan students experience. And the strategies implemented by Papuan students are getting to know the environment, creating a new family, and adapting.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Iqbal Syafrudin, S.Pd., M.I.P. ; 2). Dr. Yuyus Kardiman, M.Pd.
Subjects: Geografi, Antropologi > Antropologi
Ilmu Sosial > Ilmu Sosial (Umum)
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Depositing User: Shella Agustinandya Arum .
Date Deposited: 05 Aug 2025 05:53
Last Modified: 05 Aug 2025 05:53
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/57892

Actions (login required)

View Item View Item