PERLAWANAN PATRIARKI DALAM FILM MULAN LIVE ACTION DISNEY 2020 (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES)

SYACHRANI ANJANI SANDIVA PUTRI, . (2025) PERLAWANAN PATRIARKI DALAM FILM MULAN LIVE ACTION DISNEY 2020 (ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES). Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
COVER.pdf

Download (1MB)
[img] Text
BAB I.pdf

Download (567kB)
[img] Text
BAB II.pdf
Restricted to Registered users only

Download (537kB) | Request a copy
[img] Text
BAB III.pdf
Restricted to Registered users only

Download (738kB) | Request a copy
[img] Text
BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
BAB V.pdf
Restricted to Registered users only

Download (367kB) | Request a copy
[img] Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (366kB)
[img] Text
LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (852kB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perlawanan budaya patriarki dalam film Mulan versi live action produksi Disney tahun 2020 dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes. Film ini menjadi objek menarik karena tidak hanya menampilkan tokoh utama perempuan yang kuat dan mandiri, tetapi juga secara simbolis menentang konstruksi sosial dan budaya patriarkal yang masih mengakar, khususnya dalam konteks budaya Tiongkok. Dalam film ini, karakter Mulan digambarkan melawan stereotip gender tradisional melalui aksi keberanian dan keteguhan dalam dunia militer, yang umumnya didominasi oleh laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi analisis semiotika Barthes yang meliputi tiga tingkat makna yaitu denotasi, konotasi, dan mitos. Melalui identifikasi tanda-tanda visual seperti kostum, gerak tubuh, ekspresi, dan narasi, ditemukan bahwa film Mulan menyampaikan pesanpesan kesetaraan gender secara eksplisit maupun implisit. Penelitian ini menemukan bahwa karakter Mulan tidak hanya menolak mitos lama yang menganggap perempuan lemah, tetapi juga membentuk mitos baru tentang perempuan sebagai simbol keberanian, kehormatan, dan kekuatan moral. Selain itu, analisis terhadap struktur naratif dan simbolisme dalam film menunjukkan bagaimana budaya Tionghoa tradisional yang dipengaruhi oleh nilai-nilai Konfusianisme seperti Sancong Side berusaha dilampaui oleh semangat kesetaraan modern. Dengan mengangkat nilai keberanian dan ketekunan seorang perempuan yang menyamar menjadi laki-laki demi membela keluarganya, film ini berhasil menjadi medium kritik terhadap ketimpangan gender dan media afirmasi atas hak perempuan. Hasil penelitian ini memberikan kontribusi bagi pemahaman masyarakat mengenai bagaimana media, khususnya film, dapat membentuk dan mempengaruhi wacana sosial terkait peran gender dan buadaya patriarki. Disamping itu, penelitian ini juga memberikan nilai tambah bagi studi komunikasi, gender, dan budaya kontemporer. Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan pemahaman baru serta menjadi landasan bagi pengembangan representasi perempuan dalam media yang lebih adil dan inklusif. Kata Kunci: Patriarki, Semiotika Roland Barthes, Budaya Tionghoa. ***** This study aims to analyze the patriarchy resistance in Disney’s 2020 live-action film Mulan, using Roland Barthes’ semiotic approach. The film serves as a compelling object of analysis not only for featuring a strong and independent female protagonist but also for symbolically challenging deeply rooted patriarchal cultural and social constructs, particularly within Chinese traditions. The character Mulan is portrayed as resisting traditional gender stereotypes through acts of courage and perseverance in a male-dominated military environment. This research adopts a qualitative method, employing Barthes’ semiotic theory which includes three levels of meaning: denotation, connotation, and myth. By identifying visual signs such as costumes, body language, facial expressions, and narrative structures, the study reveals that Mulan conveys messages of gender equality both explicitly and implicitly. It finds that Mulan not only rejects traditional myths that portray women as weak, but also establishes new myths of women as symbols of bravery, honor, and moral strength. Furthermore, analysis of the film’s narrative structure and symbolism highlights how traditional Chinese culture, particularly influenced by Confucian values such as Sancong Side, is challenged by modern ideals of equality. By emphasizing the courage and determination of a woman disguised as a man to protect her family and country, the film becomes a medium for critiquing gender disparities and affirming women’s rights. This study contributes to public understanding of how media— particularly film—can shape and influence social discourse on gender roles. Moreover, it enriches academic studies in communication, gender, and contemporary cultural theory. The findings are expected to offer new insights and serve as a foundation for the development of more equitable and inclusive female representation in media. Keywords: Partiarchy, Roland Barthes Semiotics, Chinese Culture

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Dr. Elisabeth Nugrahaeni P., M.Si. ; 2). Dr. Maulina Larasati Putri, S.Sos., M.I.Kom.
Subjects: Ilmu Sosial > Kondisi Sosial,Masalah Sosial,Reformasi Sosial
Ilmu Sosial > Wanita,Pernikahan dan Keluarga
Ilmu Sosial > Komunikasi
Divisions: FIS > S1 Ilmu Komunikasi
Depositing User: Syachrani Anjani Sandiva Putri .
Date Deposited: 11 Aug 2025 02:20
Last Modified: 11 Aug 2025 02:20
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/59573

Actions (login required)

View Item View Item