STUDI FENOMENOLOGI BUDAYA POLITIK MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KRANGGAN PADA PEMILIHAN WALIKOTA BEKASI TAHUN 2024

SALSA FAKHRUNISA PASARIBU, . (2025) STUDI FENOMENOLOGI BUDAYA POLITIK MASYARAKAT KAMPUNG ADAT KRANGGAN PADA PEMILIHAN WALIKOTA BEKASI TAHUN 2024. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text Cover.pdf Download (861kB)
	Text BAB 1.pdf Download (330kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (355kB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (267kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (856kB) | Request a copy
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (185kB) | Request a copy
	Text Daftar Pustaka.pdf Download (253kB)
	Text Lampiran Skripsi.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui budaya politik dan budaya lokal masyarakat Kampung Adat Kranggan pada Pemilihan Walikota Bekasi tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode fenomenologi, serta teknik pengumpulan data melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumentasi, dan pendapat ahli. Hasil penelitian menunjukkan bahwa budaya politik masyarakat Kampung Adat Kranggan berada dalam tahap transisi dari tipe kaula menuju partisipan. Meski tokoh adat masih memiliki pengaruh dominan, generasi muda mulai menunjukkan sikap kritis dan rasional dalam menilai calon pemimpin. Diskusi yang difasilitasi oleh pemangku adat menjadi forum deliberatif yang tidak hanya mempertimbangkan rekam jejak dan visi misi calon, tetapi juga mempertahankan nilai musyawarah dan adat. Temuan budaya politik menunjukkan adanya praktik demokrasi yang khas yang disebut sebagai demokrasi ala adat di mana partisipasi politik berakar pada nilai-nilai lokal seperti silih asah, silih asih, silih asuh. Adat berperan sebagai pedoman dalam menentukan pilihan politik, namun tetap memberi ruang terhadap dinamika modern seperti keterbukaan informasi dan kebebasan memilih. Temuan budaya lokal menunjukkan bahwa masyarakat masih aktif menjaga warisan tradisi melalui forum diskusi, kesenian wayang golek, dan simbol-simbol budaya dalam aktivitas politik. Kegiatan ini mencerminkan integrasi antara identitas budaya dan proses demokrasi lokal. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa budaya politik masyarakat Kampung Adat Kranggan mampu bersinergi dengan sistem demokrasi modern. Demokrasi yang dijalankan bukan hanya prosedural, tetapi juga substantif dan berakar pada nilai-nilai kearifan lokal, menciptakan praktik politik yang khas, kontekstual, dan berorientasi pada kesadaran kolektif. ***** This study aims to examine the political culture and local cultural practices of the Kampung Adat Kranggan community during the 2024 Bekasi mayoral election. The research employs a qualitative approach with a phenomenological method, using data collection techniques such as participatory observation, in-depth interviews, documentation, and expert opinions. The findings indicate that the political culture of the Kampung Adat Kranggan community is undergoing a transition from a subject-oriented (kaula) type toward a participatory model. Although traditional leaders still hold dominant influence, the younger generation is beginning to demonstrate a critical and rational attitude in assessing political candidates. The discussions facilitated by customary leaders function as deliberative forums that not only consider candidates’ track records and visions but also uphold traditional values and consensus-building practices. The political culture findings reveal the presence of a distinctive form of democracy known as “adat-style democracy,” in which political participation is deeply rooted in local values such as silih asah, silih asih, silih asuh (mutual learning, caring, and nurturing). Customary norms serve as guiding principles in political decision-making, while still allowing space for modern dynamics such as open access to information and individual voting freedom. Local cultural findings show that the community actively preserves its traditions through discussion forums, wayang golek performances, and the use of cultural symbols in political activities. These practices reflect an integration between cultural identity and the local democratic process. The conclusion of this study is that the political culture of the Kampung Adat Kranggan community can synergize with modern democratic systems. The form of democracy practiced is not merely procedural but also substantive, grounded in local wisdom, and creates a distinctive, contextual political practice oriented toward collective awareness.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Iqbal Syafrudin, S.Pd., M.I.P. ; 2). Dwi Afrimetty Timoera, S.H., M.H.
Subjects:	Ilmu Politik > Ilmu Politik (umum)
Divisions:	FIS > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Depositing User:	Users 30933 not found.
Date Deposited:	13 Aug 2025 01:23
Last Modified:	13 Aug 2025 01:23
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/60342

Actions (login required)

View Item