AKULTURASI BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN SUNDA DI KAWASAN PASAR LAMA TANGERANG

INNE SENTIA, . (2025) AKULTURASI BUDAYA MASYARAKAT TIONGHOA DENGAN SUNDA DI KAWASAN PASAR LAMA TANGERANG. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

[img] Text
SKRIPSI INNE COVER.pdf

Download (712kB)
[img] Text
SKRIPSI INNE BAB 1.pdf

Download (268kB)
[img] Text
SKRIPSI INNE BAB 2.pdf
Restricted to Registered users only

Download (326kB) | Request a copy
[img] Text
SKRIPSI INNE BAB 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (264kB) | Request a copy
[img] Text
SKRIPSI INNE BAB 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB) | Request a copy
[img] Text
SKRIPSI INNE BAB 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (252kB) | Request a copy
[img] Text
SKRIPSI INNE DAFTAR PUSTAKA.pdf

Download (214kB)
[img] Text
SKRIPSI INNE LAMPIRAN.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB) | Request a copy

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui proses dan wujud akulturasi budaya Tionghoa dan Sunda di Kawasan Pasar Lama Tangerang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Sumber data primer diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui studi pustaka meliputi buku dan jurnal. Teknik kalibrasi keabsahan data menggunakan member check, triangulasi, dan expert opinion. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Temuan dari penelitian ini adalah Proses akulturasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan Sunda di Kawasan Pasar Lama Tangerang bermula dari kedatangan rombongan Tionghoa pada tahun 1407 yang diterima Kerajaan Padjajaran. Seiring waktu, hubungan harmonis terjalin melalui interaksi sehari-hari yang saling menghargai dan membantu, baik dalam konteks ekonomi maupun sosial. Tradisi Peh Cun menjadi sarana interaksi lintas budaya, di mana masyarakat Sunda turut terlibat sebagai peserta, tim keamanan, dan tim pembuat bacang. Kelenteng Boen Tek Bio turut memperkuat integrasi budaya melalui kegiatan sosial yang menjangkau masyarakat Tionghoa atau Sunda, seperti bantuan pangan, layanan kesehatan, dan beasiswa pendidikan. Wujud akulturasi budaya Tionghoa dan Sunda di Kawasan Pasar Lama Tangerang tercermin melalui bahasa Cina Benteng, musik Gambang Kromong, Tari Cokek, dan tradisi Sawer pada pernikahan Cio Tao. Penelitian ini menunjukkan bahwa akulturasi budaya antara masyarakat Tionghoa dan Sunda di Kawasan Pasar Lama Tangerang berlangsung secara alami melalui interaksi sosial dan budaya yang harmonis. Akulturasi buadya tidak hanya mencerminkan penerimaan budaya, tetapi menghasilkan kebudayaan baru yang menjadi ciri khas budaya di Kawasan Pasar Lama seperti bahasa Cina Benteng, seni musik dan tari, serta tradisi pernikahan yang menggabungkan unsur budaya Tionghoa dan Sunda. ***** The purpose of this research is to explore the process and manifestations of cultural acculturation between Chinese and Sundanese communities in the Pasar Lama area of Tangerang. This study uses a qualitative approach with ethnographic methods. Primary data were obtained through interviews, observations, and documentation, while secondary data were gathered from literature studies including books and journals. Data validity was ensured using member checks, triangulation, and expert opinions. The data analysis techniques included data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The findings show that the cultural acculturation process began with the arrival of the Chinese community in 1407, welcomed by the Padjajaran Kingdom. Over time, harmonious relationships developed through daily interactions based on mutual respect and cooperation in both economic and social contexts. The Peh Cun Festival became a medium for intercultural interaction, involving Sundanese participants as performers, security, and food preparers. The Boen Tek Bio Temple also strengthened integration through social programs accessible to both communities, such as food aid, healthcare, and educational scholarships. The manifestations of acculturation are reflected in the use of the Cina Benteng language, Gambang Kromong music, Cokek dance, and the Sawer tradition in Cio Tao wedding ceremonies. This research concludes that cultural acculturation in the Pasar Lama area occurred naturally through harmonious social and cultural interaction. This process not only reflects acceptance of each other’s culture but also produces new cultural forms that are uniquely characteristic of the area, such as Cina Benteng language, music and dance arts, and blended wedding traditions.

Item Type: Thesis (Sarjana)
Additional Information: 1). Prof. Dr. Etin Solihatin, M.Pd. ; 2). Dr. Yasnita, S.Pd., M.Si.
Subjects: Geografi, Antropologi > Antropologi
Geografi, Antropologi > Budaya, Adat Istiadat
Ilmu Sosial > Ilmu Sosial (Umum)
Ilmu Sosial > Komunitas Sosial, Ras dan Kelompok
Divisions: FIS > S1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Depositing User: Inne Sentia .
Date Deposited: 13 Aug 2025 02:01
Last Modified: 13 Aug 2025 02:01
URI: http://repository.unj.ac.id/id/eprint/60386

Actions (login required)

View Item View Item