PERBANDINGAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA PADA EKOSISTEM LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU BIRA BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA (Penelitian pada mahasiswa Semester 122 Tahun Akademik 2025 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

NUR ILLAHI, . (2025) PERBANDINGAN STRUKTUR KOMUNITAS MAKROALGA PADA EKOSISTEM LAMUN DAN TERUMBU KARANG DI PULAU BIRA BESAR, KEPULAUAN SERIBU, JAKARTA (Penelitian pada mahasiswa Semester 122 Tahun Akademik 2025 Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.

	Text COVER.pdf Download (1MB)
	Text BAB 1.pdf Download (98kB)
	Text BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (629kB) | Request a copy
	Text BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (550kB) | Request a copy
	Text BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (950kB) | Request a copy
	Text BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (192kB) | Request a copy
	Text DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (305kB)
	Text LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Makroalga memiliki peran penting dalam ekosistem pesisir dan ditemukan di berbagai habitat termasuk di ekosistem lamun dan terumbu karang di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu. Perbedaan karakteristik fisik antar ekosistem dapat mempengaruhi struktur komunitas makroalga. Penelitian ini bertujuan membandingkan struktur komunitas makroalga yang meliputi kelimpahan, keanekaragaman, keseragaman, dan dominansi serta menganalisis faktor fisika kimia yang mempengaruhi kelimpahan makroalga. Metode penelitian secara deskriptif melalui perhitungan indeks ekologi dan secara statistik menggunakan uji Chi-square untuk melihat perbedaan jumlah jenis antar ekosistem serta analisis multivariat Principal Component Analysis (PCA) untuk mengetahui hubungan antar parameter lingkungan. Berdasarkan hasil identifikasi terdapat 22 spesies makroalga dari tiga kelas yaitu Chlorophyceae, Phaeophyceae, dan Rhodophyceae pada ekosistem terumbu karang, sedangkan pada ekosistem lamun terdapat 10 spesies yang hanya terdiri dari dua kelas yaitu Chlorophyceae dan Phaeophyceae. Kelimpahan tertinggi pada ekosistem lamun yaitu Halimeda sp. dan terendah yaitu Neomeris annulata, sedangkan kelimpahan tertinggi pada ekosistem terumbu karang yaitu Halimeda sp. dan terendah yaitu Galaxaura rugosa. Indeks keanekaragaman di kedua ekosistem tergolong sedang. Parameter yang paling berpengaruh terhadap kelimpahan makroalga pada ekosistem lamun yaitu suhu sebesar 29 – 30,5°C, pH yaitu 7,30 – 8, dan kecerahan yaitu 1,0 - 2,5 m sedangkan pada ekosistem terumbu karang yaitu kecepatan arus sebesar 13,8 – 15,2 m/s, oksigen terlarut (DO) sebesar 5,42 – 6,21 mg/L, dan salinitas sebesar 30 – 35 ppt. Parameter fisika-kimia merupakan kondisi yang ideal untuk mendukung keberlangsungan hidup komunitas makroalga di Pulau Bira Besar, Kepulauan Seribu, Jakarta. Macroalgae play an important role in coastal ecosystems and are found in various habitats, including seagrass and coral reef ecosystems on Bira Besar Island,Thousand Islands. Differences in physical characteristics between ecosystems can affect the structure of macroalgae communities. This study aims to compare the structure of macroalgae communities, including abundance, diversity, evenness, and dominance, and to analyze the physical and chemical factors that influence macroalgae abundance. The research method was descriptive through the calculation of ecological indices and statistical using the Chi-square test to see the differences in the number of species between ecosystems, as well as multivariate analysis using Principal Component Analysis (PCA) to determine the relationship between environmental parameters. Based on the identification results, there were 22 macroalgae species from three classes, namely Chlorophyceae, Phaeophyceae, and Rhodophyceae, in the coral reef ecosystem, while in the seagrass ecosystem, there were 10 species consisting of only two classes, namely Chlorophyceae and Phaeophyceae. The highest abundance in the seagrass ecosystem was Halimeda sp., and the lowest was Neomeris annulata, while the highest abundance in the coral reef ecosystem was Halimeda sp., and the lowest was Galaxaura rugosa. The diversity index in both ecosystems is moderate. The most influential parameters affecting macroalgae abundance in seagrass ecosystems are temperature (29 – 30.5°C), pH (7.30 – 8), and light intensity (1.0 – 2.5). The physical and chemical parameters are ideal conditions for supporting the survival of macroalgae communities on Bira Besar Island, Thousand Islands, Jakarta.

Item Type:	Thesis (Sarjana)
Additional Information:	1). Prof. Dr. Ratna Komala, M.Si 2). Rizal Koen Asharo, S.Si., M.Si
Subjects:	Sains > Geologi Sains > Mikro Biologi Sains > Mikro Biologi > Ekologi
Divisions:	FMIPA > S1 Biologi
Depositing User:	Nur Illahi .
Date Deposited:	11 Sep 2025 06:55
Last Modified:	11 Sep 2025 06:55
URI:	http://repository.unj.ac.id/id/eprint/62414

Actions (login required)

View Item