SUHANDI, . (2020) KONSEP TA’DIB UNTUK MEMBENTUK JIWA KEPEMIMPINAN (LEADERSHIP) MENURUT AL-ATTAS. Sarjana thesis, UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA.
Text
COVER.pdf Download (1MB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (691kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Registered users only Download (649kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Registered users only Download (526kB) | Request a copy |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) | Request a copy |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Registered users only Download (473kB) | Request a copy |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Download (483kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Registered users only Download (406kB) | Request a copy |
Abstract
Pemimpin adalah hal yang sangat fundamental dalam kehidupan. Perannya begitu penting dalam mencapai tujuan kelompok; pengganti dalam roda pemerintahan; menegakkan hukum Tuhan, dan; menyelesaikan suatu perkara. Namun, di setiap zaman, kepemimpinan ini selalu menimbulkan polemik dan persoalan. Hal ini dikarenakan terdapat kekuasaan yang begitu besar yang dimiliki oleh seorang pemimpin. Sehingga, rentan terjadinya penyelewengan dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu, diperlukan suatu usaha untuk menghasilkan seorang pemimpin yang baik, yang dapat menunaikan amanah yang diberikan kepadanya. Al-Attas adalah salah seorang tokoh yang menganalisis munculnya masalah kepemimpinan bermula dari masalah ilmu. Ia kemudian mengajukan konsep pendidikan berbasis adab (ta’dib) sebagai suatu solusi. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti relevansi konsep pendidikan yang dirumuskan al-Attas sebagai suatu alternatif menghasilkan kepemimpinan yang baik. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan metode studi tokoh serta pendekatan filsafat pendidikan, sufistik, dan bahasa untuk mengurai konsep ta’dib dalam kaitannya membentuk kepemimpinan. Penelitian ini menekankan pada metode koherensi intern, yaitu dengan memahami seluruh konsep pemikiran tokoh menurut keselarasannya antara satu dengan yang lain, juga menetapkan pemikiran yang paling mendasar dan topik-topik yang sentral. Dari penelitian ini, penulis menemukan bahwa ta’dib bermakna proses penanaman adab ke dalam diri manusia. Sedangkan, kepemimpinan merupakan amanah yang telah diberikan Allah dan akan dimintai pertanggung jawabannya. Kepemimpinan tersebut mencakup dua dimensi, yakni terhadap individu (diri sendiri) dan kolektif (masyarakat). Fondasi kepemimpinan adalah adab, kondisi ketika adab direalisasikan disebut adil, dan adab adalah refleksi dari hikmah. Oleh karena itu, untuk membentuk kepemimpinan perlu ditanamkan hikmah, adil dan adab dalam konteks ta’dib. Leaders are fundamental in life. Its role is so important to achieving group goals; substitute in government; establish God’s law; and solve the problem. But, this leadership always creates polemics and problems in every age. This is because there is so much power a leader has. Thus, prone to abuse of power. Therefore, an effort is needed to produce good leaders, who can fulfill the mandate given to them. Al-Attas is one of Muslim figure who analyzed the emergence of leadership problem begin from the knowledge problems. He proposed an educational concept based on etiquette (ta’dib) as a solution. This research aims to examine the relevance of education (ta’dib) concept which formulated by al-Attas as an alternative to produce good leadership. This research is a qualitative research using the character study method, and uses an education philosophy, sufistic, and linguistic approach to parse the concept of ta’dib in relation to forming leadership. This research emphasizes on the internal coherence method to analyzed data, that is understanding entire concept of character thinking according to the harmony of one another, also establishing the most fundamental thought and central topics. From this research, the author has discovered that ta’dib means the process of instilling adab into human self. Meanwhile, leadership is the trust that God has given, that will be held accountable. The leadership includes two dimensions, namely the individual (self) and the collective (society). The foundation of leadership is adab, the condition when adab is realized is called justice (‘adil), and adab is a reflection of wisdom (hikmah). Therefore, to form leadership, adab must be instilled, wisdom (hikmah) and justice (‘adl) in the context of ta’dib.
Item Type: | Thesis (Sarjana) |
---|---|
Additional Information: | 1). Dr. Andy Hadiyanto, MA ; 2). Firdaus Wajdi, S. Th.I., Ph.D |
Subjects: | Filsafat, Psikologi & Agama > Islam (Ajaran Islam dan pendidikan Islam) |
Divisions: | FIS > S1 Pendidikan Agama Islam |
Depositing User: | Users 4808 not found. |
Date Deposited: | 31 Aug 2020 13:02 |
Last Modified: | 31 Aug 2020 13:02 |
URI: | http://repository.unj.ac.id/id/eprint/9168 |
Actions (login required)
View Item |